Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geger, Sekitar 9.000 Warga Sipil Mariupol Dikubur Pasukan Rusia

Geger, Sekitar 9.000 Warga Sipil Mariupol Dikubur Pasukan Rusia Kredit Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Warta Ekonomi, Moskow -

Pasukan Rusia dituding mengubur antara 3.000 hingga 9.000 warga sipil di Mariupol, Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim telah berhasil menguasai kota pelabuhan tersebut.

“Di Desa Mangush, penjajah (Rusia) bisa mengubur antara 3.000 hingga 9.000 warga Mariupol. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan dengan foto satelit pemakaman di Bucha, di mana 70 orang ditemukan (setelah kuburan massal) digali dan diisi dengan mayat setiap hari sepanjang April. Sumber kami mengatakan bahwa di kuburan seperti itu, mayat ditempatkan di beberapa lapisan,” kata Dewan Kota Mariupol, Kamis (21/4/2022), dilaporkan kantor berita Ukrinform yang dikelola pemerintah Ukraina.

Baca Juga: Rusia Ogah Percaya Negosiator Perundingan Damai Ukraina, Ternyata Eh Ternyata...

Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko menuduh Rusia turut mengubur ratusan warga sipil di luar Mariupol.

“Mereka (pasukan Rusia) membawa mayat warga Mariupol yang tewas dengan truk dan membuangnya ke parit-parit itu. Mereka menyembunyikan kejahatan militer mereka,” katanya.

Pada Kamis lalu, Vladimir Putin mengklaim bahwa pasukan Rusia telah memenangkan pertempuran di Mariupol.

Kota pelabuhan tersebut telah berada di bawah pengepungan Rusia selama berminggu-minggu. Karena telah memenangkan pertempuran, Putin membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal.

Pabrik tersebut merupakan benteng pasukan Ukraina di Mariupol.

“Dalam hal ini, kami perlu memikirkan, maksud saya, kami selalu perlu memikirkannya, tapi khususnya dalam kasus ini, kami perlu berpikir tentang melindungi nyawa serta kesehatan prajurit dan perwira kami. Tidak ada alasan untuk menembus jalur bawah tanah ini dan di bawah fasilitas industri ini," kata Putin saat membatalkan operasi penyerbuan pabrik baja Azovstal, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Kendati demikian, Putin memerintahkan agar pabrik itu diblokir secara ketat. Setelah itu pasukan Ukraina akan diminta menyerah dan meletakkan senjata mereka dengan imbalan pengampunan atau amnesti.

Sebelum ada perintah pembatalan penyerbuan, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan, pasukan negaranya diperkirakan hanya membutuhkan waktu tiga atau empat hari lagi untuk merebut kendali atas pabrik baja Azovstal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: