Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

President University Lakukan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Jembatani Kesenjangan

President University Lakukan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Jembatani Kesenjangan Kredit Foto: President University
Warta Ekonomi, Jakarta -

President University (PresUniv) telah ikut memberikan sumbangan dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan yang dipelajari mahasiswa di kampus dengan skill yang dibutuhkan untuk secara nyata berkontribusi di masyarakat luas. Saya menyampaikan apresiasi untuk hal itu. Menjembatani kesenjangan tersebut merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi dunia pendidikan pada saat ini dalam upaya mewujudkan Indonesia yang lebih tangguh di masa depan.

Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam acara Dies Natalis ke-20 PresUniv, Sabtu (26/3) pekan lalu. Menteri Nadiem yakin tantangan tersebut dapat segera diatasi dengan kolaborasi lintas sektor, seperti yang telah dilakukan oleh PresUniv.

“Selama ini PresUniv sudah menjadikan industri di sekitar kampus sebagai tempat belajar bagi mahasiswa dan dosen, serta mendorong para praktisi dari berbagai perusahaan dan bidang usaha untuk menjadi sumber pengetahuan dan pengalaman,” ungkap Nadiem.

Lanjut dia, dengan cara seperti itu, PresUniv telah ikut serta membantu mewujudkan Indonesia yang lebih tangguh di masa depan. Selain itu, Nadiem juga mengapresiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berjalan dengan baik di PresUniv.

“Progam MBKM bertujuan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan minatnya masing-masing," kata Nadiem.

Salah satu kegiatan MBKM adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut program magang. Program ini sangat sejalan dengan konsep pendidikan di PresUniv. Bahkan, PresUniv sudah menerapkan program magang sejak tahun 2005. Program magang di PresUniv bersifat wajib dengan bobot Satuan Kredit Semester (SKS) yang tinggi, yakni mencapai 9 SKS dan akan ditingkatkan lagi menjadi 15 SKS.

Berkat program magang, mahasiswa sudah memiliki pengalaman kerja sebelum mereka lulus kuliah. Bahkan, banyak mahasiswa yang langsung direkrut oleh perusahaan tempat magangnya. Jadi, sebelum lulus, sebagian mahasiswa sudah diterima bekerja di berbagai perusahaan.

Pada kesempatan terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, mengajak PresUniv untuk terus berkolaborasi dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. “Mari kita terus berkolaborasi untuk mengembangkan pendidikan demi Jabar Juara dan menuju Indonesia Juara,” katanya.

Berikan Beasiswa Rp2 Triliun

Peringatan Dies Natalis yang ke-20 PresUniv kali ini dilakukan melalui beberapa acara. Malam puncak peringatan Dies Natalis ke-20 diselenggarakan di President Lounge, Menara Batavia di Jl. KH Mas Mansyur, Jakarta, Selasa (26/4). Hadir dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA, Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden, beserta pengurus yayasan lainnya, Rektor PresUniv Prof. Dr. Chairy dan seluruh wakil rektor, serta para dekan, alumni dan civitas academica PresUniv. Acara juga ditayangkan secara live streaming melalui kanal media sosial.

Selain dari yayasan dan rektorat, hadir pula para mantan rektor PresUniv, seperti Ir. Kis Daryono, MSc. MA, Ph.D,  yang merupakan rektor pertama, serta beberapa lainnya, seperti Hasan M. Soedjono MBA, Prof. Dr. Muliawati Gunawan Siswanto, Prof. Dr. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS, Andi Mappi Sameng yang mantan Dirjen Pariwisata, dan Dr. Drs. Chandra Setiawan, MM, Ph.D.

Dari para tamu undangan, ada Arief Yahya, Menteri Pariwisata (2014-2019), pakar marketing Hermawan Kartajaya, Komisaris PT Jababeka Tbk. Michael Gan, Dirut PT Jababeka Tbk. T. Budianto Liman dan jajaran direksi lainnya, para pendiri PresUniv yang pada acara tersebut diwakili putra dan putrinya, serta perwakilan dari sejumlah perusahaan yang ada di kawasan industri Jababeka, Cikarang. Perusahaan-perusahaan tersebut selama ini sudah menjalin kerja sama dengan PresUniv dalam berbagai program, seperti magang mahasiswa, memberikan kuliah tamu, company visit, termasuk melakukan riset kolaboratif, berpartisipasi dalam kegiatan focus group discussion dan berbagai program lainnya.

Pada kesempatan tersebut, pendiri PresUniv yang juga Chairman Group Jababeka, SD Darmono, berkisah tentang Kilas Balik 20 Tahun PresUniv. “Kalau biasanya justru mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar ke berbagai kampus di luar negeri, PresUniv sebaliknya. Sejak awal kami justru sudah mendatangkan mahasiswa-mahasiswa asing untuk kuliah di PresUniv,“ tutur Darmono. Itu sebabnya, lanjut dia, program perkuliahan di PresUniv diselenggarakan dengan bahasa Inggris. Lanjut Darmono, “Pada waktu itu sekitar 75% mahasiswa yang kuliah di PresUniv justru mahasiswa asing. Mereka datang dari China, Vietnam dan beberapa negara lainnya.”

Pada kesempatan tersebut Darmono menegaskan bahwa sesuai UUD 1945, tugas PresUniv adalah mencerdaskan bangsa melalui jalur pendidikan. Katanya, pendidikan berperan penting dalam mengatasi kesenjangan sosial. “Di Indonesia, kesenjangan sosial bukan hanya terjadi pada kelompok the have and the have not, tetapi juga pada the know and the don’t know. Ada mereka yang mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dan ada yang tidak. Ini membuat kesenjangan sosial menjadi semakin lebar,” papar Darmono.

Untuk membantu mengatasi kesenjangan tersebut, PresUniv memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ungkap Darmono, “Kalau dihitung-hitung sejak awal beroperasi, beasiswa yang diberikan PresUniv mungkin sudah mencapai Rp2 triliun. Memang tidak semuanya dalam bentuk tunai, tetapi ada yang in kind, seperti pemotongan biaya kuliah, biaya asrama, dan berbagai biaya lainnya.”

Lanjut Darmono, “Oleh karena mengemban misi ikut mencerdaskan bangsa, PresUniv kami wakafkan untuk menjadi milik publik. Milik negara. Jadi, PresUniv adalah milik Presiden Republik Indonesia, siapapun presidennya.” 

Dalam sambutannya pada acara Dies Natalis ke-20 tersebut, Prof. Chairy memaparkan sejumlah capaian PresUniv. Katanya, saat ini PresUniv mengelola empat fakultas dengan 16 program studi tingkat Sarjana (S1) dan dua program studi Pascasarjana. “Ke depan, kami sudah mendapat izin untuk membuka tiga program studi baru S1, yakni Agribisnis, Desain Interior dan Arsitektur. Dan, yang saat ini masih dalam proses mengurus perizinan adalah pembukaan Fakultas dan Program Studi Kedokteran,” papar Chairy.

Untuk mendukung pembukaan Fakultas dan Program Studi Kedokteran, PresUniv berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung. Sedang untuk rumah sakit, PresUniv menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi. Rabu (20/4) pekan lalu, PresUniv telah menandatangani Perjanjian Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi, selalu pemilik RSUD Bekasi, untuk pengembangan sistem kesehatan akademik (Academic Health System atau AHS) di lingkungan Kabupaten Bekasi.  

Melalui AHS, PresUniv akan membangun ekosistem kolaborasi (collaborative ecosystem) dengan tiga stakeholdersbidang kesehatan yang ada di Kabupaten Bekasi. Mereka adalah seluruh penyedia layanan kesehatan yang ada di Kabupaten Bekasi, seperti klinik-klinik, Puskesmas, RSUD Bekasi dan rumah sakit swasta lainnya; kalangan industri yang memiliki klinik sendiri, yang juga didukung oleh asuransi dan menerapkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3; serta Fakultas dan Program Studi Kedokteran, PresUniv.

Lanjut Chairy, saat ini PresUniv sudah terakreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Lalu, sebagian program studinya juga sudah terakreditasi A. “Untuk itu kami akan tingkatkan lagi agar PresUniv dan program-program studinya bisa meraih akreditasi internasional,” kata Chairy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: