- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
United Tractors Bukukan Laba Bersih Sebesar Rp4,3 Triliun pada Triwulan Pertama 2022
PT United Tractors Tbk ("Perseroan") mengumumkan laporan keuangan konsolidasian triwulan pertama tahun 2022. Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp28,0 triliun atau naik sebesar 56% dari Rp17,9 triliun pada periode yang sama tahun 2021. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan meningkat 131% menjadi Rp4,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,9 triliun.
Masing-masing segmen usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas, dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 35%, 30%, 27%, 7%, dan 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Baca Juga: Harga Minyak Naik, PGN Kantongi Laba bersih Rp1,7 Triliun
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 146% menjadi 1.694 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 688 unit. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat sebesar 29%. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami peningkatan sebesar 49% menjadi Rp2,4 triliun.
Penjualan UD Trucks mengalami penurunan dari 129 unit menjadi 127 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 126 unit menjadi 62 unit. Penurunan penjualan pada kedua merek tersebut disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi naik sebesar 122% menjadi Rp9,7 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan Maret 2022, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp8,5 triliun, naik 22% dari Rp7,0 triliun. PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 12% dari 27 juta ton menjadi 24 juta ton, dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 9% dari 190 juta bcm menjadi 207 juta bcm.
Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara
Segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan Maret 2022 total penjualan batu bara mencapai 2,9 juta ton, termasuk 611 ribu ton batu bara metalurgi, atau turun 21% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar 3,7 juta ton, karena adanya larangan ekspor sementara pada bulan Januari 2022. Namun demikian, pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara meningkat sebesar 92% menjadi Rp7,6 triliun disebabkan peningkatan rata-rata harga jual batu bara.
Segmen Usaha Pertambangan Emas
Segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Maret 2022, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 74 ribu ons, turun 22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebanyak 95 ribu ons karena adanya penurunan kadar emas yang ditambang. Pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas turun 11% dari Rp2,2 triliun menjadi Rp2,0 triliun. Rata-rata harga jual emas pada triwulan pertama tahun 2022 sebesar USD1.871 per ons meningkat sebesar 13% dari USD1.659 per ons.
Segmen Usaha Industri Konstruksi
Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan Maret 2022, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp274 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp380 miliar pada periode yang sama tahun 2021. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp25 miliar, turun dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp80 miliar. Kerugian bersih terutama disebabkan oleh perlambatan beberapa proyek yang sedang berlangsung dan berkurangnya kontrak baru yang diperoleh akibat dampak pandemi.
Segmen Usaha Energi
Sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, Perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan sebagai salah satu strategi transisi Perseroan. Untuk mempercepat pengembangan EBT, pada akhir tahun 2021 seluruh bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN). Sampai dengan bulan Maret 2022, EPN telah memasang Rooftop Solar PV di sejumlah fasilitas dalam grup Perseroan dan Astra mencapai 4,7 MWp. Sepanjang tahun 2022, ditargetkan akan ada penambahan instalasi baru Rooftop Solar PV sebesar 15 MWp dan akan meningkat di tahun berikutnya.
Perseroan saat ini mengoperasikan satu pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) yaitu PLTMH Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah, dan sedang membangun pembangkit listrik tenaga minihidro lainnya, yakni PLTMH Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTMH Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7 MW dan diperkirakanakan beroperasi pada tahun 2023. Selain itu, Perseroan juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW.
"Perseroan juga aktif melakukan studi dan tinjauan pada energi terbarukan lainnya seperti proyek hydropower skala besar, floating solar PV, geothermal, wind power, dan waste-to-energy. Proyek-proyek ini konsisten dengan strategi UT untuk meningkatkan kompetensi di berbagai potensi energi terbarukan dalam rangka mencapai portofolio bisnis yang berkelanjutan," tutup perusahaan dalam siaran persnya di Jakarta, dikutip Sabtu (7/5/2022).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: