Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengadaan KRL Tak Lebih Murah dari Impor, Wamen BUMN: Maintenance Harus Murah

Pengadaan KRL Tak Lebih Murah dari Impor, Wamen BUMN: Maintenance Harus Murah Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan kereta rel listrik (KRL) buatan PT Industri Kereta Api (INKA) harus dengan biaya perawatan yang terjangkau.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, jika dibandingkan dengan impor kereta bekas, nominal yang dikeluarkan tidak bisa dibandingkan dengan kereta baru yang dibuat di dalam negeri.

Baca Juga: Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri, PT KCI Gandeng INKA Sediakan KRL

"Jadi kalau dulu kan kita pakai KRL itu impor bekas ya, nah itu kalau kita lihat itu dari total ownership-nya kira-kira kereta itu akan dipake puluhan tahun," ujar Kartika dalam Konferensi Pers usai MoU KAI-INKA, Senin (9/5/2022). 

"Nah itu kita akan lihat kualitas harus bagus karena kita lihat dari sisi masa pakainya dan juga maintenance-nya harus murah," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, PT Industri Kereta Api (INKA) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah menyepakati kerja sama pengadaan trainset tersebut. Hal ini ditandai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua entitas pelat metah ini.

Kartika mengatakan, penandayangan MoU tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah menekan impor rangkaian set kereta bekas dari negara lain. "Jadi, mereka ini akan melakukan pengadaan 16 unit kereta trainset. Ini merupakan satu terobosan, kita harapkan memang di Indonesia ini sistem kereta api yang sehat," ujarnya.

Tiko mengakui bahwa impor rangkaian set kereta memang masih dominan saat ini sehingga langkah INKA selaku perusahaan pelat merah yang memasifkan produksi kereta api sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo. Arahan Kepala Negara, produksi BUMN harus mengutamakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Harapannya, produksinya pun bisa bertahap di Indonesia karena saat ini masih banyak kereta trainset yang diimpor," ungkapnya.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengakui biaya pengadaan kereta api yang baru lebih mahal dibandingkan biaya impor kereta bekas. Saat ini KAI dan PT INKA (Persero) tengah mengadakan 16 unit trainset Kereta Rel Listrik (KRL).

"Mahal ya yang mahal baru, tapi hitungan per penumpangnya yang akan kita hitung bersama-sama dengan Kemenhub sehingga secara cost masih terlalu dini," ujar Didiek.

Meski biaya pengadaan 16 trainset KRL diproyeksi sangat mahal, Didiek memastikan pihaknya tidak akan memberatkan keuangan negara dan masyarakat. "Tapi pasti akan memperhatikan aspek ramah lingkungan efisien terjangkau bagi masyarakat," ujarnya.

Didiek juga menjelaskan proses pengadaan kereta KRL ini pun harus mempertimbangkan Public Service Obligation (PSO) sehingga anggaran yang akan digunakan masih dalam tahap perhitungan.

"Karena untuk KLR itu kan ada skema PSO kita akan lakukan penghitungan, tentu tak akan memberatkan masyarakat dan pemerintah," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: