Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PR Besar Airlangga Hartarto dan AHY Jika Ingin Maju di Pilpres 2024

PR Besar Airlangga Hartarto dan AHY Jika Ingin Maju di Pilpres 2024 Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berbanding terbalik dengan partai yang mereka pimpin. Dalam berbagai survei, dua tokoh itu tak pernah di papan atas survei Calon Presiden (Capres) 2024.

Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC) Rio Prayogo mengungkapkan, elektabilitas Airlangga dan AHY memang belum menyamai parpol yang dipimpinnya. “Temuan survey survei PRC, elektabilitas AHY jauh lebih baik dibanding Airlangga. AHY di kisaran 5 persen. Airlangga 1 persen. Padahal elektabilitas partainya di papan tengah dan atas,” kata Rio dilansir dari Rakyat Merdeka, kemarin.

Artinya, lanjut Rio, pencitraan yang dibangun AHY dan Demokrat lebih baik dibanding Airlangga dan Partai Golkar. “Meskipun keduanya jauh di belakang Prabowo Subianto dan Partai Gerindranya. Harus ada kerja elektoral yang lebih intens dari kedua tokoh dan partainya,” ujarnya.

Mengapa AHY dan Airlangga dinilai kurang greget? Kata Rio, karena AHY tidak punya panggung politik selain sebagai ketua partai. Sementara Airlangga meskipun punya dua panggung politik sebagai menteri dan ketua umum partai namun tidak maksimal memanfaatkannya.

Airlangga sebut Rio, jarang tampil menjawab isu nasional, isu kerakyatan, isu keberpihakan kebangkitan ekonomi. Padahal, jabatannya sebagai Menteri Koordinator bidang Ekonomi.

Baca Juga: Kalau Golkar dan Demokrat Jadi Berkoalisi, Lebih Baik Usung Anies dan AHY, Airlangga Biar Jadi...

“Terlalu banyak diamlah, sehingga akses publik untuk mengetahui profil sebagai calon pemimpin, pemikir besar dan keberpihakan pada masyarakat, minim. Meskipun bannernya banyak dan belakangan semua jajaran Golkar bunyi amat terstruktur, tetapi telat dan tak mengangkat popularitas dan elektabilitas Airlangga,” ulasnya.

Saran Rio untuk AHY, harus bisa mengubah cara bersikap dalam politik. AHY sudah tidak boleh lagi bermain di zona abu-abu. Partai Demokrat harus bisa memperjelas posisi dalam peta koalisi menjelang Pilpres 2024. Jangan berusaha menjadi penentu di akhir namun ditinggal di akhir-akhir seperti sebelumnya.

“Sebagai calon seorang leader, penampilan aristokrat AHY harus bertranformasi jauh lebih merakyat. Jangan lagi elitis. Pasti AHY akan semakin melesat dan bisa memanfaatkan waktu sisa. Minimal bisa jadi cawapres,” katanya.

Saran Rio untuk Airlangga, yakni memanfaatkan posisi sebagai ketua umum partai dan menteri untuk menjawab isu kebangsaan, kerakyatan, dan keberpihakan kepada rakyat.

“Lebih masif dan keras lagi megaphone politiknya. Baik di jalur udara maupun darat. Sebab masyarakat harus tahu kualitas kepemimpinan Airlangga. Kita mau cari pemimpin bukan penonton,” pungkasnya.

Sebelumnya, Partai Golkar konsisten dan pede mengusung Airlangga. “Sampai sekarang kami konsisten dengan keputusan Munas jadi harus dipertanggungjawabkan kepada seluruh keluarga besar partai dan kami sekarang masih bekerja untuk itu,” kata Waketum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.

Soal elektabilitas Airlangga yang belum maksimal, Doli tak mempersoalkannya. Bagi Golkar ini tantangan. Soal penilaian kader Golkar kurang maksimal, kata Doli, partainya punya mekanisme untuk pemenangan. Bukan hanya bertumpu dari hasil survei.

Baca Juga: Habib Kribo Teriak Anies Baswedan Bawa Perpecahan, Pendapat Refly Harun Nggak Main-main: Ada Upaya…

“Kami berinteraksi dengan masyarakat, datang ke satu daerah, kerja-kerja politik, sosialisasi, responsnya itu kan kita yang merasakan,” ungkapnya.

Sementara Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengaku, elektabilitas AHY menunjukkan tren peningkatan. “Stabil di posisi empat atau lima, dengan tren elektabilitas yang terus meningkat dalam banyak survei,” ujar Herzaky dalam keterangannya.Herzaky menyebut, situasi dan kondisi politik amat dinamis.

AHY sudah menyampaikan soal dua faktor yang menjadi kunci terkait Pilpres 2024, yakni tiket dan momentum. Untuk mendapatkan tiket agar bisa ikut dalam Pilpres 2024, Partai Demokrat harus membentuk koalisi dengan parpol lain. Elektabilitas tinggi tanpa tiket, tidak berarti apa-apa. [FAQ]

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: