- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Analisis Pakar: Perkebunan Sawit Hemat Deforestasi, Polusi, Hingga Emisi
Di dunia, terdapat 17 jenis komoditas minyak nabati yang dikonsumsi masyarakat. Di antara top 4 minyak nabati utama dunia, produktivitas minyak sawit merupakan yang tertinggi dengan mencapai 4,3 ton per hektar.
Sementara produktivitas minyak rapeseed, minyak biji bunga matahari, dan minyak kedelai jauh di bawah minyak sawit dengan tingkat produktivitas berturut-turut hanya sebesar 0,7 ton per hektar; 0,52 ton per hektar; dan 0,45 ton per hektar.
Baca Juga: Industri Perkebunan Sawit Mendukung Pencapaian Ekonomi Hijau Nasional, Ini Kata Pakar
Hal ini berimplikasi terhadap penggunaan lahan untuk menghasilkan satu ton minyak sawit yang relatif lebih sedikit dibandingkan ketiga minyak nabati lainnya. Tidak hanya itu, data PASPI juga menemukan bahwa ekspansi lahan perkebunan sawit paling rendah dibandingkan ketiga minyak nabati lainnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa deforestasi yang disebabkan akibat ekspansi lahan perkebunan sawit juga paling rendah dibandingkan deforestasi yang dihasilkan akibat ekspansi lahan perkebunan kedelai, rapeseed, dan bunga matahari," catat laman Palm Oil Indonesia.
Baca Juga: Beragam Dampak Perusahaan Perkebunan Sawit Terhadap Keberlanjutan Sosial
Tidak hanya itu, perbedaan tingkat produktivitas dan teknologi produksi untuk menghasilkan tiga minyak nabati utama dunia yakni minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak rapeseed, juga berimplikasi pada perbedaan jumlah residu pupuk dan pestisida yang dihasilkan oleh ketiga minyak nabati tersebut.
Dari data PASPI diketahui, konsentrasi residu pupuk dan pestisida untuk setiap ton minyak yang dihasilkan menunjukkan bahwa minyak sawit ialah minyak nabati paling rendah dalam menghasilkan residu dari penggunaan pupuk dan pestisida dibandingkan minyak rapeseed dan minyak kedelai. Hal ini juga berarti bahwa polusi air/tanah yang dihasilkan dalam produksi minyak sawit juga lebih rendah dibandingkan minyak rapeseed dan minyak kedelai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: