Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beragam Dampak Perusahaan Perkebunan Sawit Terhadap Keberlanjutan Sosial

Beragam Dampak Perusahaan Perkebunan Sawit Terhadap Keberlanjutan Sosial Kredit Foto: Siaran Pers/PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keberlanjutan sosial (social sustainability) merupakan salah satu dimensi untuk mewujudkan kualitas sustainability yang seimbang. Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Selasa (10/5/2022), keberlanjutan sosial dapat diukur antara lain dengan melihat dampaknya pada pembangunan pedesaan dan pengurangan kemiskinan. 

Terkait indikator tersebut, mengacu pada studi-studi empiris yang sudah dilakukan ditemukan bahwa perkebunan kelapa sawit yang padat karya tentu saja menyerap banyak tenaga kerja dengan berbagai latar belakang keahlian. Jumlah tenaga kerja yang terserap pada perusahaan perkebunan sawit mencapai lebih dari 17 juta orang. 

Baca Juga: Segini Total Ekspor Produk Sawit pada 2021 yang Dicatat Kemenperin

"Secara umum pendapatan yang diterima karyawan (uang tunai dan non tunai) telah diatas UMR bahkan di atas rataan provinsi pendapatan karyawan usaha sejenis dan lama bekerja, pendidikan yang sama," catat laman Palm Oil Indonesia. 

Tidak hanya itu, data PASPI menemukan bahwa jumlah usaha petani sawit yang berkembang mencapai sekitar 2,6 juta usaha dengan rataan pendapatan petani sawit jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan petani non sawit di daerah yang bersangkutan. 

Berbagai studi juga sudah membuktikan bahwa dampak multiplier pertumbuhan perkebunan kelapa sawit juga cukup besar bagi pembangunan wilayah pedesaan maupun pengurangan kemiskinan. Jumlah pemasok barang dan jasa yang dibutuhkan untuk perkebunan kelapa sawit telah tumbuh sejalan dengan pertumbuhan perkebunan kelapa sawit. 

Baca Juga: Labor Institute: 7 Juta Buruh dan Petani Sawit Terancam Kehilangan Pekerjaan

Demikian pula, catat laman Palm Oil Indonesia, pertumbuhan perkebunan kelapa sawit juga memicu pertumbuhan bisnis produksi pangan (tanaman pangan, ternak, perikanan) di sekitarnya. Oleh karena itu, efek berganda dari pertumbuhan perkebunan kelapa sawit (terutama pendapatan dan pekerjaan) juga menarik begitu banyak sektor pembangunan pedesaan.

Data PASPI juga mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi daerah sentra sawit lebih cepat daripada daerah nonsentra sawit. Pertumbuhan kebun sawit atau produksi CPO signifikan menurunkan kemiskinan daerah pedesaan. Pertumbuhan pusat-pusat pembangunan ekonomi baru di daerah pedesaan, yang sebelumnya merupakan daerah terpencil, di 235 kabupaten dan 25 provinsi didorong oleh pertumbuhan perkebunan kelapa sawit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: