Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Risiko Global, Menkeu Sri Mulyani dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 Perkuat Kerja Sama

Hadapi Risiko Global, Menkeu Sri Mulyani dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 Perkuat Kerja Sama Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 (ASEAN, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan) sepakat untuk menyinergikan kebijakan regional dalam menghadapi risiko dan tantangan global saat ini. 

Dalam Pernyataan Bersama (Joint Ministerial Statement) ASEAN+3 menyadari bahwa kerja sama keuangan memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi kawasan dan sepakat untuk lebih memperdalam kolaborasi. 

Baca Juga: Sri Mulyani Buka Pintu Swasta Bisa Manfaatkan Dana Pembiayaan Panas Bumi

Hal ini disampaikan dalam Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 (ASEAN+3 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting/AFMGM+3) ke-25 yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (12/5/2022). Pertemuan di bawah kepemimpinan Kamboja dan Tiongkok. 

Perekonomian ASEAN+3 dianggap tetap tangguh dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Sejak tahun 2021, ASEAN+3 telah berfokus pada peningkatan vaksinasi untuk melindungi masyarakat serta telah mengadopsi langkah-langkah untuk meminimalisasi dampak terhadap perekonomian dan mendukung pemulihan. Hasilnya, kawasan ini mengalami pertumbuhan yang kuat sekitar 6% pada tahun 2021. 

Baca Juga: Kemenkeu RI Lakukan Konsolidasi Fiskal demi Sehatkan APBN

Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi di Kawasan, diperkirakan pemulihan ekonomi ASEAN+3 ke depan akan lebih kuat. Namun, normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju yang lebih tajam dari perkiraan, gangguan rantai pasok yang berkelanjutan, dan kenaikan harga pangan serta energi yang diperparah oleh konflik Rusia dan Ukraina saat ini, dapat menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek perdagangan, investasi, pertumbuhan, dan inflasi di Kawasan. 

Sementara untuk memperkuat kerja sama keuangan regional, Menkeu mendorong penguatan AMRO sebagai lembaga yang berperan dalam memantau dan mengevaluasi stabilitas ekonomi makro di Kawasan. AMRO juga berperan penting untuk memberikan rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan terkait Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) yang merupakan fasilitas jaring pengaman stabilitas keuangan di kawasan.

Oleh karena itu, peningkatan dari sisi sumber daya manusia yang inklusif dengan dukungan dari seluruh negara anggota menjadi penting untuk dilakukan. Harapannya, AMRO dapat memberikan masukan dan rekomendasi kebijakan yang lebih kredibel kepada negara di Kawasan. 

Baca Juga: Kemenkeu: Peningkatan PMI Manufaktur Tunjukkan Efektivitas Bauran Kebijakan Penanganan Covid-19

Pada kesempatan tersebut, Menkeu juga mengapresiasi upaya ASEAN+3 dalam mengembangkan Future Initiatives untuk menangani isu terkait pembiayaan infrastruktur, instrumen makro, asuransi bencana, fintech, keuangan digital, dan perubahan iklim. Terkait dengan isu iklim, Menkeu menyambut baik inisiatif keuangan transisi. 

"Upaya ini tidak akan mudah dan murah. Oleh karena itu, kerja sama dalam mendesain mekanisme yang efektif dan kredibel, terutama untuk keuangan transisi, menjadi kritikal. Kami menyambut baik inisiatif dari ASEAN+3 ini, dan kami juga akan berpartisipasi bersama organisasi internasional lainnya, seperti ADB, dan melalui kerja sama bilateral," tambah Menkeu dalam keterangannya, Kamis (13/5/2022).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: