Saat ini BRI sendiri sedang dalam tahap menyempurnakan fondasi ekosistem ultra mikro. Hingga akhir Kuartal I 2022 BRI, Pegadaian dan PNM tercatat berhasil menyatukan kantor co-location Senyum di 404 kantor di seluruh Indonesia. Selain itu, juga terdapat lebih dari 63 ribu pemasar ultra mikro dan mikro yang terdiri dari Mantri BRI, AO PNM dan pemasar Pegadaian.
Sunarso pun menyiratkan optimisme kinerja BRI ke depan di tengah kondisi ekonomi yang masih diselimuti ketidakpastian. "Saya cukup yakin bahwa BRI akan semakin baik di 2022 dibandingkan tahun 2021, namun tetap antisipatif dengan kemungkinan terburuk dari kondisi perekonomian global," imbuhnya.
Baca Juga: Bank KB Bukopin dapat Kepercayaan dari PT Taspen Persero Menjadi Mitra Layanan Perbankan
BRI pun telah menyiapkan empat strategi utama untuk meneruskan capaian positif hingga akhir tahun 2022. Pertama, Selective Growth, di mana BRI akan berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi tinggi, dengan eksposur minimum terhadap gejolak eksternal, yaitu: sektor Pertanian, Industri bahan kimia, serta makanan dan minuman. Selain itu, BRI akan meneruskan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk membantu penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.
Selanjutnya BRI akan fokus pada kualitas, selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.
Baca Juga: Porsi CASA Konsisten Meningkat, Biaya Dana BRI Makin Efisien
Untuk menjaga profitabilitas, BRI akan fokus pada pinjaman dengan High Yield tinggi, yaitu segmen mikro dan consumer loan serta meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dana murah (CASA). Dalam menghadapi tren kenaikan suku bunga, BRI terus meningkatkan CASA secara gradual dari 63% pada Kuartal I 2021, menjadi 66% pada Kuartal I 2022, di antaranya melalui: wholesale transaction, penetrasi digital saving BRI, dan hyperlocal ecosystem pada segmen mikro.
"Dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik, BRI Group akan terus bekerja di area UMKM utamanya mikro dan kemudian dengan cara-cara yang efisen, dan value yang di create harus kembali ke mikro dan itu akan menjadi putaran bola salju yang makin besar sehingga makin besar value creation-nya," pungkas Sunarso.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: