Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Kerugian Hampir US$80 M jika Perusahaan Tak Atasi Risiko Deforestasi pada Rantai Pasoknya

Potensi Kerugian Hampir US$80 M jika Perusahaan Tak Atasi Risiko Deforestasi pada Rantai Pasoknya Kredit Foto: CDP
  1. Sebanyak 36% (245/675) perusahaan mengungkapkan bahwa mereka memiliki kebijakan perusahaan terkait larangan deforestasi atau konversi ekosistem yang dipublikasikan secara umum. Namun, hanya 13% perusahaan yang memiliki komitmen tanpa deforestasi/ tanpa konversi yang sejalan dengan praktik terbaik;
  2. Sebanyak 26% perusahaan melaporkan telah memiliki sistem pemantauan untuk mengukur kepatuhan terhadap kebijakan tanpa deforestasi/ tanpa –konversi ekosistem;
  3. Sebanyak 38% (257) perusahaan melaporkan tidak memiliki informasi tentang asal dari setidaknya setengah volume komoditas mereka, dan 28% (191) melaporkan tidak memiliki sistem penelusuran atas asal dari setidaknya satu komoditas yang mereka miliki;
  4. Hanya 7% (46) perusahaan melaporkan bahwa setidaknya 90% dari salah satu komoditas mereka disertifikasi oleh skema sertifikasi yang memberikan jaminan tanpa deforestasi/ tanpa konversi;
  5. Hanya 19 perusahaan yang memiliki target untuk mendapatkan 100% komoditas tanpa-deforestasi melalui sertifikasi dan membuat laporan kemajuan menuju target atau pencapaian target;
  6. Hanya seperempat perusahaan yang melaporkan pemberian bantuan teknis atau keuangan kepada pemasok langsung (25%) atau petani kecil (22%), dan hanya sepertiga yang melaporkan bahwa mereka memilki proses untuk mengelola ketidakpatuhan pemasok.

Baca Juga: Aspek Sustainability Sawit Makin Berkembang, UE Jangan Hanya Fokus Isu Deforestasi!

Jeff Milder, Direktur, Accountability Framework initiative Backbone Team mengatakan, "Seperti yang disampaikan pada laporan ini, ada pergeseran fokus untuk lebih dari sekedar komitmen menuju aksi sesungguhnya untuk menghilangkan deforestasi akibat kegiatan terkait komoditas. Kami melihat bahwa perusahaan masih memiliki banyak kesenjangan dalam hal pelacakan, keterlibatan pemasok, dan kegiatan pemantauan. Namun, kemajuan yang dicapai sejumlah perusahaan terdepan ini menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk mengubah kebijakan bisnis agar lebih peduli terhadap risiko deforestasi."

Meskipun perusahaan-perusahaan dari Asia Tenggara lebih banyak melakukan aksi yang berarti dibandingkan perusahaan tingkat global, mereka masih memiliki kesenjangan sebagai berikut:

  1. Hanya 2% perusahaan yang memiliki komitmen kuat tanpa deforestasi/ tanpa konversi untuk 100% pasokannya;
  2. Hanya 23% perusahaan yang mampu melacak asal dari satu komoditas sampai dengan 90% hingga tingkat perkotaan atau wilayah lain yang setara;
  3. Terkait keterlibatan pemasok, meskipun lebih tinggi dari rata-rata global, sesungguhnya masih memerlukanpenyebaran yang luas. Misalnya, hanya 25% perusahaan yang mengungkapkan bahwa mereka memberikan bantuan teknis atau keuangan kepada usaha kecil dan menengah dan hanya 33% untuk pemasok langsung. 

Laporan ini juga mengajak perusahaan untuk mengambil tindakan yang dibutuhkan untuk mempercepat kemajuan serta meningkatkan keterlibatan lebih lanjut di seluruh rantai pasoknya. Selain itu, perusahaan juga perlu memperkuat aksi untuk mengakhiri deforestasi dan mengeliminasi emisi sektor lahan sejalan dengan Science-based Target dan memenuhi tujuan lingkungan dan keanekaragaman hayati. 

Kemajuan yang telah dicapai perusahaan ini menunjukkan bahwa masa depan bebas deforestasi sangatlah mungkin. Namun, ini hanya bisa terwujud jika perusahaan melakukan penyesuaian secara signifikan pada praktik bisnisnya. Seperti yang tertuang dalam laporan ini, contoh praktik baik berasal dari perusahaan yang terbuka kepada CDP agar perusahaan lain bisa belajar dari apa yang dibagikan dan menggunakannya sebagai dasar tindakannya ke depan.

Yang dapat dilakukan oleh perusahaan: 

  1. Menggunakan Kerangka Akuntabilitas untuk memahami dan menerapkan praktik terbaik dalam menetapkan dan mencapai tujuan tanpa deforestasi dan tanpa konversi ekosistem;
  2. Secara berkala menyampaikan kemajuan secara komprehensif melalui kuesioner CDP Forests sesuai dengan Prinsip-Prinsip Inti Kerangka Akuntabilitas;
  3. Bergabung dengan program Rantai Pasok dari CDP untuk mendukung keterlibatan pemasok yang terinformasi. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: