Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Formula E, Omongan Orang PDIP 'Nyeruduk' Banget: Proyek Ini Terkesan Dipaksakan!

Soal Formula E, Omongan Orang PDIP 'Nyeruduk' Banget: Proyek Ini Terkesan Dipaksakan! Kredit Foto: Fajar.co.id

Terlebih, kata dia, ada dana sekitar Rp 560 miliar dari Pemprov DKI ke Formula E melalui APBD yang hingga saat ini tidak jelas, padahal bisa menjadi subsidi warga untuk masuk Ancol dan nonton pagelaran Formula E pada tanggal 4 Juni 2022 yang akan menjadi preseden baik bagi Pemprov DKI, dan target memperkenalkan mobil listrik juga bisa tercapai.

"Tapi hingga saat ini belum ada penjelasan dari pak Anies. Untuk mengakomodir Hak Interpelasi saja sampai hari ini gak berani hadir, padahal Interpelasi itu hanya untuk bertanya dan pak Anies juga punya hak untuk menjawab, ngapain takut? Karenanya pak Anies jangan membuat kebijakan aneh di akhir masa jabatan hingga nanti bisa rusak nama seumur hidup," tuturnya.

Ancol Tutup

Di samping itu, Kenneth juga menyoroti ditutupnya layanan Taman Impian Jaya Ancol untuk umum pada 4 Juni 2022 mendatang karena perhelatan Formula E Jakarta, di mana hanya pemilik tiket balap mobil listrik itu yang bisa masuk ke kawasan tersebut.

Menurutnya, kebijakan ini suatu kesalahan yang dibuat pengelola Ancol, karena merupakan pemaksaan terhadap masyarakat meski dibarengi tawaran menikmati seluruh unit rekreasi Ancol serta beberapa titik layar besar nonton bareng Jakarta Eprix 2022.

Pasalnya, banyak masyarakat yang ingin masuk Ancol hanya untuk melihat-lihat pantai dan rela membayar Rp 25 ribu, dibandingkan harus membayar Ancol Festival seharga Rp 250 ribu.

"Dengan kondisi ekonomi belum pulih karena efek Pandemi COVID-19, harga tersebut termasuk mahal. Orang cuma mau ke pantai aja, malah dipaksa beli tiket Formula E, sangat lucu menurut saya," tutur Kenneth.

Langgar UU

Kenneth menilai penutupan Ancol untuk umum, telah melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Terutama di Pasal 4 yang mengatur hak konsumen untuk mendapatkan layanan tanpa adanya diskriminasi.

"Ini ada konsekuensi hukumnya. Jangan membuat kebijakan salah hingga jadi susah sendiri. Dengan seperti ini namanya diskriminasi dan manipulasi agar tiketnya terlihat laku padahal pengunjung hanya ingin bermain di pantai tanpa menonton Formula E. Padahal juga tidak semua masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi," ucapnya.

Baca Juga: Bantah Adanya Masalah antara Ganjar Pranowo dan PDIP, Anak Buah Megawati: Skenario Politik yang...

Menurut Kenneth juga, tidak semua pengunjung Ancol suka menonton balap mobil listrik Formula E, bahkan nama pembalapnya sendiri tidak dikenal masyarakat.

Karenanya, lanjut dia, Pemprov DKI Jakarta seharusnya bisa menggratiskan bagi warga yang ingin masuk ke Ancol.

"Waktu saya nanya sama masyarakat nama-nama pembalap Formula E itu gak ada yang kenal, bagaimana masyarakat mau nonton? Kan gak mungkin masyarakat disuruh membeli kucing dalam karung. Kalau perlu gratiskan saja masuk Ancol dan tiket nonton Formula E tersebut, artinya menjunjung tinggi asas keadilan, jangan malah masyarakat kecil disuruh bayar," pungkas Kenneth.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: