Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akankah Amerika Serikat Take Over Indonesia Lewat Pemilu 2024? Ada Capres Endorse?

Akankah Amerika Serikat Take Over Indonesia Lewat Pemilu 2024? Ada Capres Endorse? Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Ternyata, bagi AS, komunisme adalah musuh besar yang harus diperangi sampai ke akarnya. Dengan begitu, setiap negara yang menganut ideologi komunisme sudah pasti menjadi musuh bahkan termasuk musuh dunia itu sendiri.

Selain menegakkan demokrasi, kepentingan besar AS terhadap Pemilu di negara-negara demokrasi, termasuk dalam hal ini Pemilu 2024 di Indonesia, adalah untuk memperluas wilayah hegemoninya. 

"Kita ketahui bersama bahwa pasca-Perang Dingin, kekuatan hegemoni dunia tidak lagi berbentuk unipolar (mengandalkan satu kekuatan tunggal), dengan US [AS] sebagai satu-satunya negara adikuasa. Kebangkitan China tentu menjadi ancaman tersendiri bagi US dewasa ini," jelasnya.

Baca Juga: Berharap Ada Tiga Paslon di Pilpres 2024, Pengamat: Semoga Tidak Ada Parpol Lain yang Masuk KIB

Ancaman baru ini membuat AS dan sekutunya harus mendesain ulang basis kekuatan baru demi mengimbangi pengaruh Tiongkok dalam berbagai dimensi. Dengan bergesernya peta kekuatan geopolitik baru ke kawasan Asia Pasifik–khususnya di kawasan Indo-Pasifik–memaksa AS harus sesegera mungkin menemukan kawan baru demi mempertahankan dominasinya.

Motivasi mencari partner baru di kawasan Pasifik ini mendorong AS berkepentingan besar terhadap apapun agenda politik, ekonomi, dan pertahanan di kawasan ini. Apalagi, situasi keamanan di kawasan Indo-Pasifik belakangan sedang mengalami eskalasi konflik akibat arogansi Tiongkok atas klaim nine dash line (Sembilan garis putus-putus).

Wilayah sengketa ini mengundang perselisihan lantaran di dalamnya terdapat cadangan sumber daya alam melimpah yang menjadi daya tarik. 

Baca Juga: Siapa Capres NasDem di Pilpres 2024?

"Kawasan ini juga merupakan wilayah strategis untuk dibangun pangkalan militer bagi negara berkepentingan untuk mengontrol jalur perdagangan dunia," ujarnya.

Harsam pun kembali mengutip pernyataan James Di Pane dalam tulisannya, Why this Dispute in South China Sea Matters to America menyatakan, AS sendiri memandang agresi Tiongkok untuk menguasai kawasan ini sebagai problem serius lantaran membawa dampak negatif terutama bagi kepentingan perdagangan global. 

"Ini cukup beralasan, menimbang wilayah perselisihan ini memfasilitasi sepertiga dari jalur perdagangan ekonomi dunia," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: