Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akankah Amerika Serikat Take Over Indonesia Lewat Pemilu 2024? Ada Capres Endorse?

Akankah Amerika Serikat Take Over Indonesia Lewat Pemilu 2024? Ada Capres Endorse? Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Hal tersebut senada dengan Swaine dalam America's Security Role in the South China Sea, yang mengatakan, terdapat tiga alasan mengapa AS tertarik untuk terlibat dalam perselisihan ini. Pertama, kawasan ini merupakan bagian dari rute transit utama untuk lalu lintas komersial maritim ke dan dari Asia Timur dan untuk Angkatan Laut AS. 

Kedua, sengketa kepemilikan banyak pulau kecil, terumbu karang, dan bebatuan di antara Tiongkok dan beberapa negara ASEAN, termasuk sekutu terdekat AS, Filipina, menimbulkan ketegangan yang dapat mengakibatkan konflik dan ketidakstabilan. Ketiga, Tiongkok pada akhirnya dapat menggunakan pengaruhnya yang berkembang di kawasan itu untuk menciptakan lingkup pengaruh yang merugikan kepentingan AS kini dan akan datang.

Lebih lanjut, kata Harsam, mengutip pernyataan resmi pemerintah AS melalui Departemen Luar Negeri, bahwa posisi AS dalam perselisihan di Laut Natuna Utara ini tegas menolak klaim sepihak Tiongkok dan menganggap apa yang dilakukannya sebagai bentuk pelanggaran hukum itu sendiri. 

Baca Juga: Anies, Ganjar, Puan, Airlangga Belum Jelas di Pilpres 2024, Desmond Gerindra: Hanya Prabowo!

Bagaimana tidak, klaim Tiongkok atas 90 persen dari wilayah seluas 2 juta kilometer persegi yang yang membentang sejauh 2.000 km dari daratan Tiongkok hingga beberapa ratus kilometer dari Filipina, Malaysia, dan Vietnam itu memicu eksalasi konflik di kawasan itu sejak beberapa waktu belakangan.

"Indonesia sendiri sebetulnya menghadapi ancaman serius di balik klaim sepihak negeri Tirai Bambu itu," ungkapnya.

Pasalnya, Indonesia yang selama ini menganggap kawasan di ujung selatan Laut China Selatan yang pada 2017 silam menamainya Laut Natuna Utara itu sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berdasarkan putusan Konvensi PBB tentang Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982. Dengan demikian, bagi Indonesia, Laut Natuna Utara merupakan wilayah kedaulatan NKRI yang harus dibela hingga tetes darah penghabisan. 

Baca Juga: Amerika Curiga China Tipu Komisioner HAM PBB di Xinjiang karena...

"Pertanyaannya, seberapa kuat Indonesia mampu mempertahankan wilayah kedaulatan itu dengan melihat kemampuan baik segi militer, ekonomi, maupun diplomasi yang terbilang kalah jauh dengan China? Berikut, bagaimana dengan kepentingan AS di balik peta percaturan geopolitik di kawasan ini?" tanya Harsam

Besar kemungkinan AS akan men-take over Indonesia melalui sarana elektoral mendatang. Bahkan, AS sendiri bersama sekutunya memiliki kepentingan besar dalam membangun hegemoni baru di kawasan Indo-Pasifik. Mereka kini sedang sibuk membangun jaringan dan kepercayaan di negara kawasan Indo-Pasifik, khususnya ASEAN untuk kepentingan keamanan dan ekonomi jangka Panjang.

Adanya Penandatangan Pakta Pertahanan AUKUS yang melibatkan trio AS, Inggris, dan Australia pada tahun lalu adalah bentuk nyata AS dan sekutu membangun basis kekuatan baru di kawasan strategis ini. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: