Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Michelle Bachelet Desak China Tindakan Sewenang-wenang Terhadap Uighur

Michelle Bachelet Desak China Tindakan Sewenang-wenang Terhadap Uighur Kredit Foto: Flickr/TravelingMipo

“Bagi Uighur, ini bukan berita baru mengingat ini adalah kenyataan sehari-hari kehidupan Uighur ditahan di kamp konsentrasi abad ke-21, di mana mereka mengalami segala bentuk penyiksaan, pemerkosaan, pelecehan seksual, kerja paksa dan sterilisasi,” pungkasnya.  .

Kunjungan Bachelet juga dikritik oleh peneliti hak asasi manusia Jerman dan direktur studi China di Victims of Communism Memorial Foundation di Washington, D.C., yang memposting pesan "jauh lebih buruk daripada yang ditakuti" di akun Twitter masing-masing.

“Bachelet memperlakukan pemerintah Xinjiang sebagai aktor rasional yang harus melakukan tinjauannya sendiri tentang bagaimana kebijakan deradikalisasi, mungkin tidak sesuai dengan standar internasional," kicau kedua peneliti itu, menyebut konferensi pers pejabat PBB "benar-benar menakjubkan."

Sementara pemerintah AS dan parlemen dari beberapa negara Barat telah menyatakan situasi di XUAR sebagai genosida, satu-satunya tindakan yang diambil terhadap China hingga saat ini adalah memberikan sanksi kepada pejabat dan bisnis China yang dianggap terlibat dalam kebijakan tersebut.

Amerika Serikat, dalam hal ini juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, sebelumnya memperingatkan pada Selasa (24/5) bahwa adalah sebuah kesalahan bagi Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk menyetujui kunjungan sedemikian rupa.  keadaan.

Pada awal Desember, Pengadilan Uighur, sebuah pengadilan rakyat independen yang berbasis di London, memutuskan bahwa China telah melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.

Ketua Pengadilan Uighur, Geoffrey Nice, setuju bahwa sangat penting bagi komunitas Uyghur untuk menyelidiki cara-cara baru untuk memaksa perubahan dari Tiongkok.

Tapi Nice memperingatkan bahwa pernyataan dugaan genosida oleh anggota parlemen barat seharusnya tidak hanya menjadi alat yang digunakan oleh komunitas Uighur dalam kampanye pengaruh yang lebih luas.

“Jangan berada di bawah ilusi, bahkan jika 10 negara kuat lainnya menyatakan bahwa apa yang terjadi di Xinjiang adalah genosida, masalahnya tidak akan terpecahkan," kata Geoffery Nice.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: