Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KLHK: Indonesia Berhasil Turunkan Angka Deforestasi Sampai Titik Terendah dalam Sejarah!

KLHK: Indonesia Berhasil Turunkan Angka Deforestasi Sampai Titik Terendah dalam Sejarah! Kredit Foto: KLHK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK membuka Indonesia Climate Change Expo & Forum 2022, Senin (6/6/2022). Pameran tersebut diadakan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2022.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengungkapkan Indonesia bekerja nyata dalam aspek lingkungan. Saat ini Indonesia telah mencatat berbagai perkembangan dalam pembangunan lingkungan hidup dan tata kelola sumber daya alam sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Diseret Dukung Anies Baswedan, FPI Asli Lansung Klarifikasi: Palsu, Ada Operasi Intelijen Hitam!

Menurutnya, Indonesia telah berhasil dalam transformasi struktural dan produktivitas alam dan manusia untuk mengatasi kesenjangan. Serta, mewujudkan kesejahteraan seperti dalam hal akses kelola lahan.

"Melalui nawacita melakukan langkah korektif mengubah dan menjadikan keberpihakan kepada rakyat lebih mengemuka, diaktualisasikan area hutan ditata dengan pemanfaatan hutan sosial seluas 12,7 juta hektar, serta pencadangan kawasan untuk tanah obyek reforma agraria (TORA) 4,1 juta hektar, perizinan korporat dikendalikan dan diproyeksikan bahwa akan terjadi perubahan proposi perijinan, bergeser dari 96% bagi korporat dan 4% bagi rakyat menjadi sekitar 29% untuk rakyat dan sekitar 70% untuk korporat," ungkap Siti dalam dalam acara pembukaan Indonesia Climate Change Forum & Expo di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (6/6/2022).

Siti mengatakan Indonesia telah berhasil menurunkan angka deforestasi sampai titik terendah dalam sejarah. Tahun 2020, lanjut Siti tercatat lebih kurang 115 ribu hektar dan terus menurun di 2021. Sekaligus menekan kebakaran hutan dan lahan pada level serendah mungkin.

Menteri LHK menyatakan Indonesia telah menapak maju dalam kerja-kerja aksi iklim di berbagai sektor dalam proses keseimbangan lingkungan melalui penataan kawasan program kampung iklim, tata kelola sampah dan limbah dalam konsep ekonomi sirkular dengan nilai ekonomi karbon.

Baca Juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, KLHK Libatkan Komunitas Bersihkan Sungai Ciliwung

Siti menuturkan Indonesia sedang melakukan pengendalian emisi karbon hutan dan Penggunaan lahan lainnya (Forest and Other Land Use/ FoLU) dengan Rencana Operasional yang mengikat untuk FoLU Net Sink pada tahun 2030 untuk pengendalian perubahan iklim.

Hal senada juga disampaikan  Direktur Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Drasospolino.

Melalui implementasi Rencana Operasional Indonesia Folu Net Sink 2030, pemerintah berharap nilai serapan karbon bisa mencapai 140 juta ton ekuivalen pada 2030. Dengan serapan tersebut diharapkan dapat mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia, yaitu 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Baca Juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Sarana Jaya Dukung Festival Udara Bersih untuk Jakarta

"Ini untuk mendukung net zero emission sektor kehutanan dan guna memenuhi NDC yang menjadi kewajiban nasional Indonesia, sebagai kontribusi bagi agenda perubahan iklim global dengan memperhatikan visi Indonesia yang lebih ambisius dalam dokumen LTS-LCCR," ujar Drasospolino.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Winarni Monoarfa menjelaskan, meskipun terdapat tantangan untuk mencapai target, tetapi berbagai langkah terus diambil untuk memastikan adanya fondasi pembangunan lingkungan hidup berdasarkan prinsip berkelanjutan.

"Pembangunan berkelanjutan telah menjadi tuntutan publik untuk kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan generasi mendatang," kata Winarni Monoarfa.

"Dengan terus menerus memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup," tambahnya.

Winarni menyampaikan, target utama yang menjadi fokus untuk pengurangan emisi adalah upaya mengurangi deforestasi dan degradasi hutan. Karena hutan menjadi faktor penting dalam penyerapan karbon. 

Baca Juga: PLN UIP JBT Tanam 926 Bibit Pohon, Wujudkan Lingkungan Hijau Produktif

"Meski tantangannya cukup berat tetapi kita akan terus bekerja meletakkan fondasi pembangunan di lingkungan hidup berdasarkan prinsip sustainability yang telah diperuntukkan masyarakat atau publik dalam upaya pembangunan sosial ekonomi," tambah Winarni. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: