Pengamat politik Rocky Gerung mendorong Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjadi Capres 2024.
Tentu saja hal itu adalah sindiran bagi menteri-menteri dan orang dekat Jokowi yang sudah ngebet dengan aksi-aksi pencitraan demi mengerek elektabilitasnya.
Padahal, di tengah ancaman resesi ekonomi dunia, sudah sepatutnya sinyal-sinyal bahaya tentang situasi pasar finansial global terkini sudah mulai nampak, ini yang harus jadi peringatan keras bagi menteri-menteri Jokowi, bukannya malah rajin turun untuk pencitraan.
"Indonesia ini elit-elitnya kayak masih primitif, seperti hidup di dalam gua dan mereka enggak tahu bahwa di luar sana saat ini sudah mulai terjadi krisis ekonomi riil, bubble di mana-mana, crypto dan portofolio lain nanti akan berantakan karena pertemuan antara kepentingan ekonomi perang. Nah, data data ekonomi makro di banyak negara itu yang mestinya diperhatikan oleh Kabinet. Malah menteri-menterinya sibuk "duh gue kena reshuffle apa tidak ya," kata Rocky.
Rocky pun menyindir Ganjar Pranowo jika ingin menjadi pemimpin besar, maka ia harus menguasai tentang ekonomi makro.
"Ganjar jangan sibuk mondar-mandir, karena dia kan mau jadi presiden, coba komentari keadaan dunia dong. Tapi dia juga otaknya terbatas tapi mau jadi pemimpin besar bahayanya," sindirnya.
Mantan Dosen Fakultas Filsafat Universitas Indonesia itu tidak yakin para menteri Jokowi paham akan eskalasi ekonomi dunia.
"Demikian juga tokoh-tokoh yang lain yang berupaya untuk menampilkan diri seolah-olah percaya Jokowi bisa atasi masalah ini pada akhirnya kita tahu yang ngerti masalah cuma Pak luhut karena itu diambil alih semua persoalan ini, jadi kita usung aja Luhut itu sebagai calon presiden melampaui Erick," sindirnya.
"LBP jadi presiden tapi mari ikut boikot pemilu, Luhut itu sebagai capres yang mengerti semua masalah, Pak Luhut punya kemampuan membaca sinyal ekonomi dunia, dia adalah pengusaha tingkat dunia, dia tau lika liku di istana dan bisa dialirkan dengan cara lain, dan tidak ketinggalan karena luhut juga punya big data," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: