Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal penamaan vaksin Covid-19 BUMN yang dikembangkan oleh PT Bio Farma (Persero). Dia mengatakan penamaan vaksin ini nantinya akan dibahas lebih lanjut bersama Presiden RI dan Kementerian Kesehatan.
"Ke depan pasti akan kami konsultasikan, apakah namanya akan diubah atau tidak," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers kick-off uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 BUMN, Kamis (9/6).
Baca Juga: Erick Thohir Targetkan Telkom Jadi Pemain Utama Ekosistem Digital Indonesia
Dia menggarisbawahi penamaan BUMN pada vaksin ini bukan bertujuan untuk mengklaim vaksin sebagai milik kelompok tertentu. Menurutnya, penamaan BUMN ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan tahap register awal.
"Ini bukan arogansi atau sombong, seakan-akan mengklaim bahwa ini milik kelompok. Memang ketika register di awal kita harus melakukan itu, kalau tidak nanti tidak tahu vaksinnya siapa," jelasnya.
Vaksin Covid-19 BUMN ini ditargetkan akan rampung pada akhir Juli 2022. Bio Farma menyatakan akan mengejar lisensiĀ emergency use authorization (EUA) dari BPOM dan kemudianĀ emergency use listing (EUL) dari WHO pada Oktober mendatang.
Pemerintah berencana akan menggunakan vaksin ini sebagai alternatif untuk vaksin booster dengan menyiapkan kapasitas sebanyak 120 juta dosis per tahun. Pengembangan vaksin ini diharapkan dapat mendorong Indonesia agar tidak terus bergantung dengan negara-negara lain.
"Kita menginginkan Indonesia memiliki hak produksi vaksin dunia dengan terus melakukan inovasi, baik dengan kerja sama di dalam negeri ataupun anak-anak Indonesia yang sedang berkarier atau sekolah di luar negeri untuk bisa meningkatkan teknologi kita, supaya jangan sampai kita terus tertinggal," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Aldi Ginastiar