Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketiban Durian Runtuh! Penjualan Energi Rusia Cuan, Terkuak Pembelinya Bikin Eropa Minder!

Ketiban Durian Runtuh! Penjualan Energi Rusia Cuan, Terkuak Pembelinya Bikin Eropa Minder! Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
Warta Ekonomi, Moskow -

China telah mengambil alih Jerman sebagai pembeli terbesar ekspor energi Rusia sejak dimulainya perang di Ukraina. Laporan ini dirilis oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih pada Senin (13/6/2022).

Kelompok yang berbasis di Helsinki ini mengatakan, Rusia menerima pendapatan sekitar 93 miliar euro untuk penjualan minyak, gas alam, dan batu bara sejak 24 Februari, ketika menginvasi Ukraina.

Baca Juga: Pasukan Rusia Ledakkan Jembatan, Potong Rute Evakuasi bagi Warga Ukraina

Sekitar 61 persen dari bahan bakar fosil senilai sekitar 57 miliar euro diekspor ke Uni Eropa selama 100 hari pertama konflik.

Jumlah tersebut termasuk ekspor senilai 12,1 miliar euro ke Jerman, masing-masing 7,8 miliar euro ke Italia dan Belanda. Sementara 4,4 miliar euro ke Polandia.

Jerman merupakan importir terbesar bahan bakar fosil Rusia selama dua bulan pertama perang. Posisi ini merosot ke posisi kedua di belakang China yang telah membeli energi senilai sekitar 12,6 miliar euro dari Rusia.

Pergeseran tersebut mencerminkan semakin pentingnya China dan ekonomi non-Eropa lainnya untuk ekspor energi Rusia, yang menyediakan sekitar 40 persen dari anggaran federal negara itu.

Angka-angka yang diterbitkan oleh organisasi tersebut menunjukkan bahwa Jerman tetap sangat bergantung pada energi Rusia, terutama gas alam. Impor pada Mei turun delapan persen dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya, bertepatan dengan cuaca yang lebih hangat.

Secara keseluruhan, Uni Eropa memangkas impor energi dari Rusia lebih dari 100 juta euro per hari pada Mei.  Dipimpin oleh Polandia, yang sebelumnya merupakan pembeli besar minyak dan gas Rusia.

Sebaliknya, Prancis, Belgia dan Belanda mengambil lebih banyak gas alam dan minyak di pasar jangka pendek pada Mei.

Kelompok ini menyebutkan bahwa Rusia mengekspor lebih banyak minyak dengan kapal ke negara-negara yang tidak memiliki jaringan pipa, kapal tanker sangat diminati. Empat perlima dari kapal tanker itu dimiliki oleh perusahaan-perusahaan Eropa atau Amerika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: