Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vladimir Putin Bertitah, Tuntut Hapus Informasi Perang Ukraina, Wikipedia: Rusia Targetkan...

Vladimir Putin Bertitah, Tuntut Hapus Informasi Perang Ukraina, Wikipedia: Rusia Targetkan... Kredit Foto: Sputnik/Mikhail Tereshchenko
Warta Ekonomi, Washington -

The Wikimedia Foundation atau Wikipedia telah mengajukan banding terhadap keputusan pengadilan Moskow atas tuntutannya menghapus informasi tentang perang.

Rusia menuntut agar Wikipedia menghapus informasi yang berkaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina dengan alasan hak informasi tentang fakta perang.

Baca Juga: Terkuak Bukti Rusia Pakai Bom Mematikan di Ukraina, Lembaga Internasional Ini Sampai Geleng-geleng

Pengadilan Moskow mendenda Wikimedia Foundation sebesar 5 juta rubel (88 ribu dolar AS) karena menolak menghapus artikel Wikipedia berbahasa Rusia tentang perang, termasuk "Invasi Rusia ke Ukraina", "Kejahatan Perang selama Invasi Rusia ke Ukraina" dan "Pembantaian di Bucha." Menurut Moskow artikel-artikel tersebut disinformasi.

"Keputusan ini menyiratkan bahwa sumber yang baik, pengetahuan terverifikasi di Wikipedia yang tidak konsisten dengan akun pemerintah Rusia merupakan disinformasi," kata Associate General Counsel di Wikimedia Foundation Stephen LaPorte.

Wikipedia adalah salah satu dari sedikit sumber informasi berbahasa Rusia yang menjadi sumber fakta informasi warga Rusia setelah tindakan keras terhadap media di Moskow.

"Pemerintah menargetkan informasi yang vital bagi kehidupan masyarakat di masa krisis," kata LaPorte.

"Kami mendesak pengadilan untuk mempertimbangkan kembali untuk mendukung hak setiap orang atas akses pengetahuan dan kebebasan berekspresi," imbuhnya.

Pengadilan Moskow berpendapat bahwa disinformasi di Wikipedia menimbulkan risiko bagi ketertiban umum di Rusia. Pihaknya menambahkan bahwa Yayasan Wikimedia, yang berkantor pusat di San Francisco, California, beroperasi di dalam Rusia.

Wikimedia Foundation dituntut di bawah undang-undang tentang kegagalan untuk menghapus informasi yang dilarang. Kasus ini dibawa oleh regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor.

Banding Wikipedia yang diajukan pada 6 Juni dengan rincian yang dirilis pada Senin (13/6/2022) berpendapat, bahwa menghapus informasi adalah pelanggaran hak asasi manusia.

Menurut tim Wikimedia, Rusia tidak memiliki yurisdiksi atas Wikimedia Foundation, yang tersedia secara global dalam lebih dari 300 bahasa.

Narasi perang memang bervariasi secara drastis dan telah menjadi sangat dipolitisasi dengan jurnalis di Moskow dan Barat yang secara rutin dituduh salah melaporkan perang.

Ukraina mengatakan tragedi yang terjadi adalah korban perampasan tanah gaya kekaisaran yang tidak beralasan oleh Rusia, dan Ukraina akan berjuang sampai akhir untuk merebut kembali wilayah yang telah diduduki pasukan Rusia. Kiev telah berulang kali meminta bantuan Barat untuk memerangi Rusia.

Baca Juga: Ketika Kim Jong Un Dukung Penuh Langkah Vladimir Putin di Ukraina

Presiden Risia Vladimir Putin dan pejabat Rusia tidak menggunakan kata "perang" atau "invasi".  Mereka menyebutnya sebagai operasi militer khusus yang bertujuan untuk mencegah penganiayaan terhadap penutur bahasa Rusia di Ukraina timur.

Putin juga mengatakan konflik tersebut adalah titik balik dalam sejarah Rusia: pemberontakan Moskow melawan Amerika Serikat, yang menurutnya telah mempermalukan Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991 dan mendorong untuk memperbesar aliansi militer NATO.

Ukraina dan pendukung Baratnya menyangkal klaim Moskow bahwa penutur bahasa Rusia dianiaya.  Kiev mengatakan pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang, termasuk pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan di tempat-tempat seperti Bucha.

Rusia mengatakan bahwa bukti dugaan kejahatan perang itu palsu yang dibuat dengan hati-hati. Moskow mengatakan bahwa Ukraina dan pendukung Baratnya telah menyebarkan disinformasi tentang pasukan Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: