Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jarang Terjadi, Singapura Mulai Konsumsi Ayam Kampung dan Ayam Cemani Gara-gara Malaysia

Jarang Terjadi, Singapura Mulai Konsumsi Ayam Kampung dan Ayam Cemani Gara-gara Malaysia Kredit Foto: Unsplash/Justin Lim
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Malaysia telah mencabut sebagian larangan ekspor ayam. Kebijakan tersebut membuat importir unggas di Singapura kembali mendatangkan ayam kampung dan ayam cemani mulai Selasa (14/6/2022).

Departemen Layanan Hewan Malaysia (DVS) mengatakan ekspor ayam kampung dan ayam cemani hidup akan diizinkan kembali menyusul keputusan Kabinet pada 8 Juni. Dalam pernyataannya, DVS menyebut ekspor produk unggas lain seperti nugget atau hotdog juga kembali diizinkan.

Baca Juga: Malaysia dan India Kompak Kirim Sinyal Gawat Covid-19, Dunia dan Indonesia Waspada

Namun, larangan untuk ayam broiler, unggas yang banyak diimpor Singapura, tetap ada. Pernyataan DVS tidak merinci informasi detail, seperti jumlah ayam kampung dan ayam cemani hidup yang tersedia untuk ekspor.

Sebelumnya pada 1 Juni Malaysia memberlakukan larangan ekspor ayam untuk memastikan pasokan ayam cukup di pasar domestik. Keputusan itu memengaruhi pasokan ayam di Singapura karena sekitar 34 persen pasokan datang dari Malaysia. Hampir semua ayam datang dalam keadaan hidup yang nantinya akan disembelih dan didinginkan.

Selama hari menjelang pelarangan dan setelahnya, permintaan ayam di Singapura sangat tinggi dengan kenaikan harga. Ini membuat sejumlah warung nasi ayam tutup sementara.

Sekretaris Asosiasi Pedagang Unggas Singapura dan CEO Industri Unggas Hup Heng Ma Chin Chew mengatakan perusahaannya kembali mengimpor ayam kampung dan ayam cemani hidup. Nantinya, unggas tersebut akan dijual ke pedagang pasar, pedagang asongan, dan restoran mulai Rabu.

Pengimpor ayam Kee Song Food juga mengumumkan lewat akun TikToknya akan menjual ayam hidup mulai 15 Juni. Ma mengaku lega atas pencabutan larangan ekspor. Namun, dia juga prihatin tentang jumlah yang tersedia.

Ayam broiler merupakan sumber pendapatan utama bagi Industri Unggas Hup Heng yang dulu mengimpor sekitar 100 ribu hingga 120 ribu ekor ayam per hari.

Jumlah tersebut jauh berbeda dengan impor ayam cemani sekitar 5.000 sampai 10 ribu ekor dan ayam kampung sekitar 30 ribu sampai 40 ribu ekor per hari.

“Harga ayam kampung jauh lebih tinggi daripada ayam broiler biasa. Jadi, saya rasa pelanggan tidak akan sepenuhnya beralih menjual ayam kampung untuk saat ini,” kata Ma, dikutip Channel News Asia, Selasa (14/6/2022).

Ma menambahkan jumlah ketersediaan ayam kampung dan ayam cemani juga terbatas.

“Jika pelanggan hanya memesan 20 ekor ayam kemudian saya mengantar ke warung, alih-alih 100 atau 200 ekor, itu sebenarnya akan lebih mahal,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: