NasDem Jangan Gabung Koalisi PKS-PKB Deh, Rugi! Apalagi, Kalau Capresnya Cak Imin
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, menilai Partai NasDem akan rugi jika bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk berkoalisi menghadapi Pilpres 2024. Salah satu alasannya, PKS-PKB belum punya figur atau tokoh kuat untuk dicalonkan.
PKS dengan PKB memang mulai terang-terangan menunjukan kedekatan jelang Pilpres 2024. Namun, kedua parpol tersebut masih belum cukup sebagai koalisi untuk memenuhi ambang batas pencalon presiden dan wakil presiden atau Presidential Threshold 20 persen. Dibutuhkan satu partai lagi untuk bisa membangun koalisi untuk bertarung di Pilpres 2024.
Baca Juga: Surya Paloh: Nasdem Tak Ingin Negara Berubah Ideologi Jadi Khilafah atau Fasis
"(PKS-PKB usung Cak Imin-Salim Segaf) itu cukup enggak 20 persen? Enggak sampai ya, kurang sedikit, berarti harus nambah satu partai lagi, pertanyaannya partai yang ketiga ini mau gak?" kata Hanta di Jakarta, belum lama ini.
Hanta mengatakan, jika NasDem bergabung dengan PKS-PKB memang lebih dari cukup untuk Pilpres 2024. Namun, tantangannya NasDem dinilai tak akan mau jika yang ditawarkan figurnya Salim Segaf Aljufri dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk diusung.
Menurutnya, NasDem justru akan merugi lantaran tak akan mendapatkan efek ekor jas atau coattail effect nantinya. "Tantangannya kalau tiga partai itu, dia representasi partai itu dia enggak ada, rugi coattail effect, efek ekor jasnya gak dapet," tuturnya.
Lebih lanjut, jika pun nanti tetap dipaksakan untuk berkoalisi PKS, PKB, dan NasDem, satu-satunya cara untuk menang dan mendapat untung harus mengusung figur nonparpol. "Makanya itu dia akan ngejar nanti ujung-ujungya orang nonpartai," tandasnya.
Kedekatan PKS-PKB
Sebelumnya, PKB dan PKS bakal berkolaborasi membentuk koalisi. Pembentukan koalisi itu merupakan pembicaraan lebih lanjut usai dari Milad ke-20 PKS. Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan, mulanya komunikasi kedua partai itu terjalin lewat kehadiran Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di acara Milad ke-20 PKS.
Dalam pembicaraan lebih lanjut, Aboe mengatakan ada kecocokan antara PKS dan PKB yang ia nilai memiliki akar rumput yang serupa.
"PKS membuka peluang, siapa bertemu siapa, siapa dengan siapa. Kami ingin berperan moga-moga ada yang bertemu jodoh. Ternyata Cak Imin menanggapi dan besoknya langsung kita berdialog, buat PKS welcome, apalagi bersama PKB," kata Aboe di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
Waketum PKB Jazilul Fawaid mengamini perkataan Aboe ihwal awal pembicaraam dua partai hingga akhirnya memutuskan berkolaborasi untuk Pilpres 2024.
"Pucuk dicinta ulam pun tiiba, 20 tahun Milad PKS, ketua umum kami diberikan kesempatan untuk menyampaikan, ternyata di situ ada kata yang sama yang menurut saya ini fakta memang, semuanya kan harus berubah, PKB berubah PKS berubah, semua berubah," tutur Jazilul.
Jazilul memandang kolaborasi PKB dan PKS sebagai jalan ketiga di tengah-tengah kemunculan koalisi dan proses pembentukan koalisi yang kini berjalan di antara partai-partai.
"Kalau ini bukan poros tengah disebutnya, ini jalan ketiga. Kalau jalan ketiga ini menjadi lompatan, ini tentu yang disebut dengan magnet baru," kata Jazilul.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum