Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Grace Natalie 'Teriak' Isu Intoleransi Lagi Soal Anies Baswedan, Analisis Refly Harun Tajam: Menurut Saya...

Grace Natalie 'Teriak' Isu Intoleransi Lagi Soal Anies Baswedan, Analisis Refly Harun Tajam: Menurut Saya... Grace Natalie | Kredit Foto: Instagram/Grace Natalie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indoensia (PSI), Grace Natalie sesumbar partainya ogah mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) di 2024.

Grace beralasan bahwa PSI tidak akan mendukung sosok yang erat dengan isu Intoleransi dan korupsi.

Mengenai sikap Grace Natalie dan PSI terhadap Anies Baswedan terkait pilpres 2024, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut angkat suara.

Menurut Refly, alasan demikian adalah termasuk yang dibuat-buat.

“Jadi alasan yang dibuat-buat padahal sesungguhnya mereka menetapkan dan menerapkan politik aliran, semuanya politik aliran sesungguhnya karena sederhana, Anies dipersepsi sebagai kanan Cuma celakanya dalam kelompok tengah-kiri, kanan dianggap intoleran,” ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Senin (20/6/22).

Baca Juga: Denny Siregar “Ngeremehin” Anies Baswedan, Eh Jejak Digitalnya Dibongkar Habis Sama Orang Ini: Mukanya Tebal!

Menurut Refly, untuk melihat seorang pemimpin harus dilihat program atau bagaimana cara dia memimpin.

Menuduhkan isu-isu berupa intoleransi adalah hal yang sifatnya statis.

“Padahal kalau kita melihat seseorang itu dilihat dari programnya, jadi jangan hal-hal yang sifatnya statis seperti misalnya intoleransi itu preverensinya dalam kampanye. Padahal kita tahu kampanye pilpres juga menggerakan isu-isu primordial seperti itu tetap. Ketika kita mengelompokan satu kelompok sebagai intoleran, at the same time kita juga intoleran sesungguhnya,” jelas Refly.

Refly juga diperlukan alasan yang subtantif ketika mengeluarkan narasi penolakan, dalam masalah ini Anies Baswedan.

“Menurut saya harusnya memang ada alasan yang lebih substantif. Misalnya dianggap tidak berprestasi tapi kalau intoleran dan korupsi misalnya, menurut saya itu terlalu dilebih-lebihkan,” tambah Refly.

Pembuktian Intoleransi

Lanjut Refly, klaim intoleran kepada Anies Baswedan harus dibuktikan secara jelas, bukan hanya sekadar “katanya-katanya”.

“Jadi cek jangan sampai kemudian intoleransi hyanya didasarkan pada story pilkada atau kampanye karena kalau kampanye itu orang banyak strateginya.

Dan yang tidak kalah penting menurut Refly adalah setelah orang tersebut berkuasa.

Karena ketika berkuasa maka akan terbukti apakah dia benar-benar melakukan tindakan intoleransi.

“Yang paling penting adalah ketika dia berkuasa apakah dia melakukan politik intoleran atau tidak,” tegas Refly.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: