"Tentunya jika hal ini terjadi maka citra Indonesia sebagai negara demokrasi akan buruk karena seolah-olah negara kita miskin sumber daya manusia yang mempunyai kualitas kepemimpinan yang baik," klaim Achmad.
Dan bila itu terjadi, masyarakat yang tidak tersalurkan hak pilihnya karena terjegal ambang batas 20% menjadi nilai minus juga bagi kualitas demokrasi di Indonesia.
"Masih ada sisa waktu 2 tahun menuju 2024 yang memungkinkan berbagai hal akan terjadi dalam dinamika politik sehingga akan dimungkinkan juga akan adanya trigger-trigger lain yang membuat komposisi capres-cawapres ini menjadi berubah, mungkin bertambah ataupun berganti atau ada yang tidak jadi diusung," katanya.
"Ditambah lagi kemungkinan adanya skenario-skenario lainnya termasuk jika PT 0% yang saat ini di uji di MK lolos maka pilpres 2024 akan diikuti lebih banyak kandidat capres. Dan pasti akan lebih menyemarakkan pesta rakyat menentukan calon presidennya."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Adrial Akbar
Editor: Adrial Akbar
Tag Terkait: