Pemerintah mengklaim program Kartu Prakerja yang terlah berjalan hingga saat ini memberikan hasil positif. Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto saat menghadiri International Conference on Adult Education ke-7 (CONFINTEA VII) di Maroko.
Konferensi yang diikuti negara-negara anggota UNESCO ini berlangsung selama dua hari. Airlangga menjelaskan, sebagai program bantuan tunai bersyarat, Kartu Prakerja tidak hanya membantu pekerja terkena PHK dan memberi mereka kesempatan untuk meningkatkan keterampilan sebelum kembali bekerja, tapi secara umum juga membantu menciptakan wirausaha.
Insentif yang diberikan setelah mereka menyelesaikan pelatihan, terbukti justru memperkuat daya beli mereka di masa pandemi, karena mayoritas mereka menggunakannya untuk membeli bahan makanan.
“Ada sekitar 12,8 juta lebih penerima Kartu Prakerja yang telah terlayani selama 26 bulan pelaksanaan program dan masih berlanjut hingga saat ini. Dimana semuanya dapat diselesaikan melalui smartphone,” kata Airlangga dalam presentasinya.
Menanggapi pemaparan yang disampaikan Airlangga, Menteri Pendidikan Kepulauan Solomon Lanelle Olandrea Tanangada berujar program ini sangat menarik untuk diterapkan di negaranya.
“Program ini menghasilkan rincian spesifik atas persentase berbagai kelompok masyarakat dan membantu kami mengidentifikasi masyarakat secara individu, tidak hanya di sektor formal, tapi juga mereka yang telah bekerja di sektor lain,” ujarnya.
Sementara itu, CEO AONTAS, sebuah organisasi pembelajaran orang dewasa Irlandia, Niamh O'Reilly, mengatakan Kartu Prakerja telah menjawab tantangan partisipasi pendidikan yang spesifik terhadap kelompok terpinggirkan.
Program ini juga menggabungkan tujuan pendidikan, keuangan, dan inklusi sosial tanpa mengorbankan kebebasan individu peserta belajar.
“Program ini mampu menghadirkan partisipasi penuh dari mereka yang tidak pernah menghadiri pelatihan, memungkinkan individu untuk mengidentifikasi pilihan pendidikan yang sesuai terkait dengan peluang kerja potensial, sambil mendorong partisipasi melalui dukungan moneter yang mempromosikan literasi keuangan,” katanya.
Baca Juga: Kartu Prakerja Efektif Akselerasi Inklusi Keuangan
Hal senada juga diungkapkan Senior Adviser Project on Prosperity and Development Center for Strategic & International Studies (CSIS) Gabriel Sanchez-Zinny.
“Itulah yang kita butuhkan di bidang pendidikan. Prestasi dan rasa urgensi yang membantu pembelajar, terutama untuk yang membutuhkan,” ujar mantan Menteri Pendidikan Buenos Aires, Argentina, ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: