Kisruh Muhaimin Iskandar Vs Putri Gus Dur, Maman PKB Blak-blakan: Nilai-nilai...
Saling sindir Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Yenny Wahid sontak mengingatkan kembali peristiwa lama saat PKB menghadapi sejarah regenerasi.
Menanggapi perang narasi Cak Imin dan Yenny Wahid yang bahkan sampai membawa nama Gus Dur sebagai sosok pendiri, politisi PKB KH Maman Imanulhaq membuka semua tentang nilai-nilai Gus Dur yang diperjuangkan PKB.
"Di PKB, nilai-nilai Gusdur juga terus jadi marwah perjuangan. Cak Imin pun selalu menekankan semua pengurus membawa pemikiran-pemikiran Gus Dur untuk tiap rencana aksi," kata Kiai Maman dalam diskusi yang digelar Mindpol di salah satu cafe di Jakarta Selatan.
Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB itu mengatakan, Gus Dur adalah milik semua. Tidak bisa dikerdilkan dengan klaim bahwa Gus Dur hanya milik segelintir orang saja.
Kiai Maman yang dikenal sebagai santrinya Gus Dur bercerita tentang perjuangan Presiden ke-4 RI. Sebagai aktivis demokrasi, tidak mudah pula bagi Gus Dur dalam membuka jalan demokrasi.
Cak Imin, kata Kiai Maman, membawa PKB menjadi satu-satunya partai yang menggabungkan antara spiritualitas dengan diskusi tentang demokrasi, green party, HAM, sampai isu gender, sesuai dengan napas perjuangan Gus Dur.
Nilai lain yang kini terus diteladani banyak elite PKB, Gus Dur sebagai sosok yang senang bersilaturahmi, menyambungkan nilai kebangsaan dengan semua golongan, termasuk lintas agama, suku, dan budaya.
Gusdur pula tidak segan untuk menyapa anak-anak muda. Ia bicara dengan bahasa-bahasa yang dipahami oleh mereka. Sisi humanis ini menjadi identitas bagi kepengurusan PKB di semua tingkat.
Kiai Maman pun paham atas narasi terbuka Cak Imin dan Yenny Wahid. Menurutnya, daripada saling sindir atau pakai buzzer untuk menyerang pribadi, mending seperti Cak Imin dan Mbak Yenny, dua anak ideologis Gus Dur yang memilih perang narasi sendiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto