Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Perang Dingin' Diantara Duet Pemersatu Bangsa, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Sulit Disatukan

'Perang Dingin' Diantara Duet Pemersatu Bangsa, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Sulit Disatukan Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keinginan Surya Paloh untuk menduetkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sebagai pasangan yang akan menyatukan bangsa dan mencegah polarisasi lebih lanjut sepertinya sulit diwujudkan.

Peneliti utama Pusat Data Riset (Pusdari), Gabryel Alexader mengatakan usul Ketua Umum Nasdem tersebut susah untuk terwujud karena beberapa hal yang mengganjal keduanya untuk bersatu dalam satu barisan koalisi.

Baca Juga: Duet Anies dan AHY Dinilai Berpeluang Menangi Pilpres 2024, Pengamat: Tergantung Lawannya

“Pertama calon yang di usung NasDem adalah kader aktif PDIP, di Rakernas kemarin sudah jelas untuk Capres PDIP ada di tangan Megawati, bahkan Ganjar sendiri yang membacakan. Itu kendalanya,” ujar Gabryel, Senin (4/7/2022).

Menurutnya, Surya Paloh dan Megawati seperti ibarat perang dingin yang secara diam-diam terlibat rivalitas, apalagi keduanya dianggap sebagai king maker pada Pilpres 2024.

“Selain itu, antara Surya Paloh dan Megawati sang Ketua Umum PDIP kurang harmonis dan belakangan terus mengkrucut, sindir menyindir diantara pimpinan tertinggi Nasdem dan PDIP cukup kentara, ini sulit jika bersatu,” ujarnya.

“Tentu saja Anies yang sudah dicalonkan sebagai salah satu Capres dari Nasdem, akan sulit untuk bertemu dengan Ganjar. Megawati secara tegas tidak ingin ada yang istilahnya begal membegal kadernya, kecuali kader tersebut menyatakan keluar dari barisan partai moncong putih,” jelasnya.

Selain itu, dirinya juga memprediksi Anies akan kesulitan mendapatkan restu Presiden Jokowi mengingat tidak ada benang merah yang bisa menautkan garis politik keduanya.

“Anies sulit dapat restu Jokowi, selain ada perbedaan garis politik, Pak De juga pasti akan memutar rekaman kelam peristiwa Pilkada DKI lalu betapa politik identitas yang kuat menempel pada diri Anies. Sehingga sulit dan dipastikan tidak dapat restu,” paparnya

Gabryel juga mengingatkan, persoalan politik identitas akan selalu ada jika dalam kandidasi politik pada 2024 nanti, Masing-masing Capres tidak memiliki komitmen yang kuat untuk sama-sama menghindarinya dari kelompok lain dengan memanfaatkan isu-isu politik identitas.

Baca Juga: Heboh Dugaan Dana Umat Malah Dinikmati Petinggi ACT, MUI Murka Dibuatnya, Minta Kepolisian Turun!

“Cara menghilangkan politik identitas itu bukan menduetkan Ganjar dan Anies, tapi komitmen elite politik untuk berani melawan para penunggang gelap yang mencoba memanfaatkan Pilpres untuk dijadikan kendaraan propaganda politiknya,” Tegasnya.

Baca Juga: Pemprov Bali Bakal Sediakan Loket Pungutan Wisman di Terminal Domestik Bandara

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: