Lanjutnya, ketika selisih antara minyak mentah dan BBM selama ini berada di kisaran US$6, hari ini sudah US$32-36, bahkan sebulan lalu sampai ke angka US$52.
"Jadi bagi kilang ini good oportunity karena bisa meningkatkan revenue-nya," ungkapnya.
Sedangkan untuk sisi hilir, juga berdampak sangat tingggi karena 93 persen dari cost of good solve daripada BBM Indonesia adalah minyak mentah.
"Pertamina sebagai integrated energy company dari hulu ke hilir kita melihatnya semacam subsidi silang, tahun 2021 kinerja yang dihasilkan oleh pertamina ini dihasilkan dari hulu karena hilirnya negatif dan ketika ditotal alhamdullilah kita masih positif," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti