Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Punya Potensi untuk Pengembangan Ekonomi Syariah, Huawei: Lewat Penguatan Startup Digital

RI Punya Potensi untuk Pengembangan Ekonomi Syariah, Huawei: Lewat Penguatan Startup Digital Kredit Foto: Reuters/Philippe Wojazer
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menurut CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen, keberadaan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia menjadikan Huawei yakin bahwa penguatan industri halal di Indonesia berpotensi besar untuk turut berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah, sekaligus sebagai salah satu kekuatan ekonomi digital dunia. 

"Selaras dengan komitmen Huawei ‘I Do’ yang bertujuan untuk menciptakan nilai tambah guna berkontribusi lebih banyak untuk kemajuan Indonesia, Huawei terus berupaya memperkuat infrastruktur jaringan, menyiapkan talenta digital, serta memberdayakan startup digital yang bergerak di bidang ekonomi syariah," katanya, Kamis (7/7/2022).

Untuk itu, ia menuturkan bersamaan dengan peringatan Idul Adha tahun ini, Huawei mendorong para pelaku industri halal untuk bangkit dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital. Dorongan tersebut disampaikan dalam sesi diskusi bersamaan dengan penyelenggaraan penyerahan donasi hewan kurban dari Huawei untuk masyarakat yang membutuhkan di 13 kota di Indonesia.

Baca Juga: Pengembang Siap-siap! Huawei Kembali Gelar Kompetisi dengan Total Hadiah 200 Ribu Dolar AS!

Dalam acara panel diskusi yang diselenggarakan secara bersamaan, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi & UKM Republik Indonesia, Eddy Satriya mengatakan saat ini Indonesia berada di posisi di mana terdapat potensi-potensi yang tumbuh. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan kuartal I sebesar 501% yang secara angka sudah kembali sebelum adanya pandemi Covid 19. 

"Potensi ini sebenarnya bisa terjadi dengan jumlah UMKM yang ada sekarang dan jumlah uang sudah masuk ranah digital. Untuk itu kita harapkan juga secara ekonomi syariah kita juga masuk ke pasar global sebagai bagian program kita dan juga kita bantu mereka," ujarnya.

Ia juga menjelaskan tantangan untuk sampai pada 30 juta UMKM agar bisa masuk ke ranah digital sampai akhir tahun akan tercapai karena pandemi semua orang didorong dan dipaksa agar bisa berdigitalisasi.

"Rasanya akan tercapai karena sampai sekarang saya yakin sudah ada 19 atau 20 juta UMKM. Jadi dalam waktu satu setengah tahun lagi kita optimis bisa mencapai target itu," imbuhnya. 

Dalam rangka mendukung penguatan ekonomi melalui peningkatan kapasitas perusahaan rintisan lokal, Huawei telah meluncurkan program Spark di Asia Pasific pada tahun 2020 secara global. Huawei Spark sendiri merupakan akselerasi digital, dengan tujuan ingin membantu akselerasi pengembangan dari digital startup untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. 

"Di sini kita mengundang para digital startup untuk mengembangkan produknya dengan menggunakan Huawei Cloud serta device Huawei. Kita ingin menjadikan startup adalah partner dari kita untuk go to market together," kata Program Director Huawei Spark Malaysia, Muhammad Dennisa.

Ia menjelaskan saat ini Huawei menyediakan kesempatan seperti investasi dan juga market acces kepada startup local mission. Huawei spark sendiri saat ini ingin bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal untuk mengatasi tiga hal, pertama ingin menciptakan suasana kondusif di mana ada lingkungan yang berkesinambungan dan berkelanjutan untuk startup agar bisa terus berjalan, kedua pengembangan lapangan kerja serta talent development local, dan ketiga untuk menstimulasi atau merangsang perkembangan lokal startup untuk bisa kompetitif secara global. 

"Kita paham Indonesia punya sangat banyak kompetensi dari level SME atau startup yang sudah jadi unicorn. Selain itu kita juga sudah menyediakan kesempatan market acces dan coorporate matching dengan adanya kerjasama dengan perusahaan perusahaan yang memiliki problem statment. nantinya Huawei akan memberikan kesempatan yang sama untuk semua startup yang ikut dalam program ini supaya mereka bisa memberikan solusi," terangnya.

Untuk diketahui, dalam tiga tahun, Spark punya target investasi hingga 100 juta dolar AS pada ekosistem startup Asia Tenggara. Nantinya perusahaan rintisan diberikan kesempatan menjual solusi digitalnya pada Huawei. Selain itu potensi keuntungan per tahun pada 2019 sendiri trlah mencapai 123 miliar dolar AS. Mereka juga bisa mengakses sumber daya dan menjual produk di Huawei App Store dan Cloud.

"Di sini kita akan membuat pertumbuhan dan menciptakan startup yang bisa naik level ke yang lebih tinggi. Kita mau startup ini bisa go global dan tidak hanya jago kandang, tapi harus punya ide agar bisa pergi ke asia tenggara atau cakupan yang lebih lluas lagi," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: