Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Suhu Satu Dekade Terakhir, BMKG: Tahun Terpanas Adalah 2016

Kenaikan Suhu Satu Dekade Terakhir, BMKG: Tahun Terpanas Adalah 2016 Kredit Foto: Antara/ANTARA/Dok.

Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Ardhasena Sopaheluwakan memaparkan bahwa kajian yang dirilis oleh Panel Antar-Pemerintah tentang perubahan iklim (IPCC) yang mengungkapkan bahwa pemanasan global terjadi tanpa campuran tangan manusia (antropogenik).

Pengaruh antropogenik, kata Ardhasena, memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh variabilitas alam seperti yang terjadi pada tahun 2020-2021 yang disebabkan oleh badai La Nina. Hal tersebut juga terbukti dari kondisi iklim pada periode tersebut kendati tahun 2016 masih menjadi yang terpanas.

Baca Juga: Warga Ibu Kota Bisa Bernapas Lega, BMKG Siarkan Kualitas Udara Jakarta

"Keadaan perubahan suhu udara permukaan juga diikuti oleh perubahan suhu permukaan laut. Hasil analisis menunjukkan suhu permukaan laut di Indonesia juga terus meningkat, dengan laju yang lebih kuat setelah periode dekade 1960-an, yaitu sebesar 0,2°C per dekade," ujar Ardhasena seperti yang dikutip Antara, Kamis (7/7/2022).

Ardhasena memaparkan, berdasarkan hitungan Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan (NOAA) Amerika Serikat, pada bulan Mei 2022 mengungkapkan bahwa suhu udara permukaan global meningkat rata-rata anomali sebesar +0,178°C, lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar normal klimatologi periode 1991-2020.

Pada bulan Juni 2022, wilayah dengan nilai anomali positif di mana rata-rata anomali suhu lebih tinggi daripada standar normal klimatologi meliputi bagian timur Amerika Utara, bagian barat Eropa, bagian tengah Rusia, bagian utara Australia, dan sebagian besar Kutub Selatan.

Lebih lanjut, Ardhasena mengatakan melihat kecenderungan tren kenaikan suhu permukaan yang terus terjadi, WMO menyatakan terdapat peluang sebesar 20 persen kenaikan suhu udara permukaan global dalam kurun waktu 5 tahun mendatang akan melebihi nilai ambang batas komitmen Kesepakatan Paris sebesar 1,5°C.

"Maka dari itu, sangat mendesak bagi negara-negara untuk meningkatkan aksi mitigasi gas rumah kaca untuk menekan laju kenaikan pemanasan global," ujar dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: