Masyarakat Indonesia sudah menghabiskan sepertiga hidupnya dengan berinternet. Data We Are Social mengenai tren penggunaan internet dan media sosial menyebutkan pengguna menghabiskan waktu rata-rata 8 jam per hari di ruang digital.
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University, Loina Lalolo Krina, mengatakan, warga digital merupakan perpanjangan dari konsep kewargaan yang selama ini sudah ada dan eksis di dunia nyata.
Baca Juga: Cegah Kejahatan Digital, Pahami Manfaat Autentifikasi Dua Faktor
"Tambahan kata digital mengindikasikan bahwa setiap warga digital memerlukan keterampilan teknis untuk mengakses medium-medium penunjang komunikasi dan keterampilan berpikir kritis dalam mengelola informasi," ujar Loina saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Selasa (5/7/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Dengan begitu, kecakapan digital memang perlu untuk setiap warga digital. Dampak dari rendahnya pemahaman akan budaya bermedia digital membuat pengguna tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, atau provokasi. Di samping itu, diikuti ketidakmampuan individu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital.
Budaya digital sendiri, menurut Loina, adalah kemampuan individu untuk membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tungga Ika. Adapun kompetensi dalam pemahaman budaya digital, individu perlu mengetahui pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tungga Ika, agar bisa menjadi pelaku digitalisasi kebudayaan melalui Teknologi Informasi Komputer (TIK).
Adapun respons dari perkembangan perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Swiss German University, Loina Lalolo Krina dan Pengurus Relawan TIK Surabaya, Esti Srijani, serta Praktisi - Konsultan IT, Ary Sunaryo. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum