Banyak Email Vishing Minta Data Pribadi Berujung Kerugian, Ini Saran Dari Kaspersky
Dalam empat bulan terakhir (Maret ke Juni 2022), Kaspersky mendeteksi hampir 350.000 email vishing yang meminta korban menelepon dan membatalkan transaksi. Pada Juni, jumlah email vishing secara total meningkat tajam. Peneliti Kaspersky memprediksi tren ini sedang mendapat momentum dan bisa terus berkembang.
Melihat hal ini pakar keamanan di Kaspersky, Roman Dedenok mengatakan sering menemukan video di TikTok tentang blogger yang mengerjai orang lain dengan menelepon dan memberitahu bahwa rekening mereka akan didebet ribuan dolar. Korban percaya dan menjadi panik karenanya.
"Ketika Anda melihat video seperti ini, Anda mungkin berpikir 'siapa yang akan berhasil tertipu oleh skema sperti ini?' Namun nyatanya, ketika orang dihadapkan dengan penipuan telepon, mereka rata-rata dipengaruhi oleh banyak kondisi dalam satu waktu," ujarnya dalam rilisnya, Selasa (12/7/2022).
Baca Juga: Waspada Tren TikTok Berbahaya! Prank yang Mirip Penipuan Lewat Telepon
Menurutnya, sebuah panggilan telepon seperti itu akan membuat kaget, sementara kepala mereka penuh dengan hal-hal lain dan mereka tidak dapat menilai dengan jelas siapa yang ada di ujung panggilan, apakah itu seorang penipu, penjahat, atau pekerja asli di bank.
Untuk melindungi diri dari vishing, Kaspersky merekomendasi:
- Cek alamat pengirim email. Kebanyakan email spam datang dari alamat yang tidak tertulis dengan jelas, contohnya [email protected] atau sejenisnya. Dengan mengecek nama pengirim, yang mungkin saja salah eja, Anda bisa melihat alamat email lengkap. Jika Anda tidak yakin email itu asli atau palsu, cek di search engine.
- Pertimbangkan informasi yang diminta. Perusahaan resmi tidak menghubungi Anda secara tiba-tiba melalui email dan meminta data pribadi seperti rincian nomor rekening atau kartu kredit, nomor identitas atau data sensitif lainnya. Secara umum, pesan yang secara tiba-tiba datang meminta Anda “verify account details” atau “update your account information” harus disikapi secara hati-hati.
- Jika pesan itu berisi konteks yang mendesak, berhati-hatilah. Penipu atau spammers biasanya menggunakan taktik tersebut agar korban merasa terpojok. Contohnya, judul email mungkin memuat kata “urgent” atau “immediate action required” agar korban merasa harus melakukan tindakan.
- Mengecek tata bahasa dan ejaan adalah cara yang efektif untuk mengenali penipu. Salah penulisan atau tata bahasa yang buruk adalah pertanda. Demikian juga kata-kata yang aneh atau kalimat janggal, yang bisa jadi adalah hasil terjemahan email ke berbagai bahasa yang dilakukan berulang kali.
- Menginstall produk kemanan yang terpercaya dan ikuti rekomendasinya. Solusi yang aman akan menyelesaikan berbagai masalah secara otomatis dan memberi peringatan jika dibutuhkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: