Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Akhir Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa: Terminator Keluarga dan Musuh

Nasib Akhir Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa: Terminator Keluarga dan Musuh Kredit Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte

Kemakmuran dan kemegahan

Rajapaksa berkuasa atas sebuah manifesto yang menjanjikan "Vistas of Prosperity and Splendour", tetapi menurut PBB negara itu sekarang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Pandemi virus corona memukul pariwisata dan pengiriman uang ke luar negeri --keduanya andalan ekonomi-- membuatnya menghadapi krisis valuta asing.

Baca Juga: Presiden Minggat, Rakyat Menggugat, Sri Lanka Kumandangkan Keadaan Darurat

Pemadaman listrik berlangsung lama karena negara itu tidak memiliki dolar untuk mengimpor minyak untuk generator, 22 juta orang negara itu mengalami kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan sejak akhir tahun lalu, dan kemiskinan menyebar.

Ketika dia mengambil alih pada November 2019, cadangan devisa Sri Lanka mencapai 7,5 miliar dolar AS, tetapi turun menjadi hanya "satu juta dolar" baru-baru ini, menurut Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, yang pada Rabu (13/7/2022) ditunjuk sebagai penjabat presiden.

Di bawah Rajapaksa, Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya pada bulan April. Negara itu menyatakan kebangkrutan dan inflasi melonjak pada bulan Juni.

Negara yang pernah makmur itu mencatat resesi terburuknya pada 2020 karena ekonomi berkontraksi 3,6 persen, dan diperkirakan menyusut tujuh persen tahun ini.

"Pariah ini mencuri masa depan kita," teriak mantan legislator Hirunika Premachandra yang memimpin demonstrasi baru-baru ini di luar rumah Rajapaksa. "Gota adalah paria. Kita harus menyingkirkannya."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: