Perkembangan perekonomian terkini masih menghadapi tantangan dan potensi risiko, beberapa di antaranya eskalasi geopolitik antara Rusia-Ukraina, kebijakan Zero-Covid Tiongkok serta kebijakan food protectionism yang memicu disrupsi rantai pasokan pangan. Berbagai gangguan tersebut mendorong peningkatan harga komoditas global utamanya pada kelompok energi dan pangan yang memberikan tekanan pada inflasi global.
Peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya pengendalian inflasi daerah saat ini menjadi sangat penting, mengingat tekanan inflasi Jawa Barat (Jabar) pada Juni 2022 tercatat sebesar 4,41% (yoy), yang disumbang oleh komoditas bahan pangan bergejolak di antaranya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, telur ayam ras, dan tomat.
Baca Juga: Strategi BI Jabar Hadapi Tekanan Ekonomi Global
Efektivitas program pengendalian inflasi daerah oleh TPID dalam kerangka kebijakan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif menjadi kunci dalam mencapai stabilitas inflasi daerah.
Plh Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Maka diperlukan langkah-langkah antisipatif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi daerah melalui 3 hal, yaitu menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga terutama bahan pokok dengan mengatasi kendala produksi atau distribusi melalui penerapan teknologi, melanjutkan upaya proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh semakin produktif melalui peningkatan produktivitas petani dan nelayan, serta memperkuat UMKM naik kelas. Kemudian optimalisasi investasi di sektor ketahanan pangan terutama wilayah Jawa Barat Selatan pada bidang perikanan dan maritim.
Baca Juga: DJP Jabar I: Lapor PPS Masih Bisa Hingga Tengah Malam Ini!
"Selain itu, meningkatkan nilai tambah sektor pertanian melalui dukungan kelembagaan, pemasaran dan pembiayaan yang didukung oleh digitalisasi untuk mewujudkan sektor pertanian menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," kata Uu kepada wartawan usai mengikuti gelaran High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Barat di Kota Bandung, Kamis (14/7/2022).
Adapun, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto menambahkan berbagai rekomendasi kebijakan quick wins sebagai langkah antisipatif guna menjaga optimisme dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi serta mengantisipasi potensi tekanan inflasi.
Beberapa upaya yang harus dilakukan di antaranya operasi pasar komoditas cabai dan bawang merah secara terukur pada pasar yang menjadi lokasi survei perhitungan inflasi, memberikan fasilitas subsidi ongkos kirim atau ongkos angkut pengadaan pasokan pangan strategis, memperkuat peran Satgas Pangan melalui sidak guna menghindari penimbunan pasokan, mengampanyekan tanam cabai dan tomat di pekarangan rumah, serta mengampanyekan konsumsi bijak dan konsumsi bahan pangan olahan/beku sebagai alternatif atau substitusi komoditas pangan segar.
Berbagai langkah antisipatif tersebut juga perlu diperkuat dengan berbagai kebijakan pengendalian inflasi lainnya yang bersifat struktural di antaranya memperluas implementasi Kerja sama Antardaerah (KAD) intra provinsi atau dengan daerah sentra melalui optimalisasi peran BUMD/BUMN pangan, mendorong pemenuhan pasokan melalui UMKM pangan.
Baca Juga: Inflasi Indonesia Relatif Aman, Tapi Pemerintah Jangan Diam Saja atas Gejolak Dunia!
"Termasuk program One Pesantren One Product, mendorong implementasi teknologi modern untuk ketahanan pangan di antaranya pemanfaatan integrated farming dan implementasi smart farming/IoT, melakukan perbaikan pola distribusi serta memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha pertanian," jelasnya.
Ke depan, kata Herawanto HLM TPID se-Jawa Barat yang telah digelar hari ini akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan HLM di tingkat Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, terutama yang tercatat surplus dan defisit komoditas terkait inflasi di antaranya cabai, jagung, bawang merah, dan telur ayam guna menganggapi potensi penguatan sentra bahan pangan.
"Kegiatan tersebut merupakan hal yang sangat strategis guna mengambil langkah sigap memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan di wilayah Jawa Barat," ujarnya.
Baca Juga: Hindari Risiko seperti Sri Lanka, Pemerintah Diminta Siapkan Langkah Mitigasi Inflasi
Berbagai upaya sinergi Bank Indonesia dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Barat serta stakeholders tersebut menjadi sinyal kuat yang membawa pesan kepada masyarakat bahwa seluruh pihak terkait siap dalam mewujudkan serta mengimplementasikan berbagai rekomendasi kebijakan pengendalian inflasi baik yang bersifat quick wins maupun struktural.
"Tentu, ini dilakukan guna menjaga optimisme dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi di Jawa Barat," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: