Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Tembus Rp901 T Lebihi Target Presiden, Pakar: Indonesia Punya Daya Tarik di Tengah Krisis

Investasi Tembus Rp901 T Lebihi Target Presiden, Pakar: Indonesia Punya Daya Tarik di Tengah Krisis Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Target realisasi investasi Pemerintah Indonesia tahun 2021 berhasil mencapai angka Rp 901 triliun. Angka ini melebihi target yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Wakil Direktur  nstitute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan capaian yang didapatkan Pemerintah patut mendapat nilai positif, lantaran berhasil mencapai target, yakni dari Rp 856 triliun menjadi Rp 901 triliun.

Capaian ini menjadi alasan kuat bahwa Pemerintah terus berbenah dan Indonesia menjadi negara kuat disaat negara-negara lain dalam kondisi terpuruk akibat krisis ekonomi usai pandemi Covid-19.

“Kalau dari aspek capaian saya rasa bagaimana pun di atas target menurut saya ini penting untuk mendapatkan nilai positif ya, karena bagaiman pun posisinya di atas target. Kalau saya lihat itu memang aspeknya lebih banyak faktor eksternal, negara-negara yang mungkin menjadi domain atau daerah-daerah yang biasa diinvestasi oleh para investor ini situasinya lebih buruk daripada di Indonesia, sehingga akhirnya kita menjadi alternatif dari penambahan investasi mereka, situ sebetulnya,” kata Eko Listiyanto saat dihubungi, Selasa (19/7).

Menurut Eko, penerapan Undang-undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker) sejauh ini belum menjadi daya tarik buat investor, karena secara implementasi belum ada hasil maksimal dari UU Ciptaker. Padahal, dengan berbagai aturan yang ada dalam UU Ciptaker bisa menjadi senjata andalan Indonesia dalam menggaet investor untuk menanam investasi di Indonesi.

“Senjata andalannya kan adalah UU Ciptaker ya, itu sebetulnya secara implementasi belum banyak yang bisa dihasilkan dari UU Ciptaker. Artinya yang menjadi perubahan di kelembagaan kita itu belum bisa menjadi daya tarik buat investor, karena negara lain itu banyak yang berpotensi diresensi, dan itu yang membuat Indonesia menjadi kelihatan lebih baik jika dibandingkan negara lain yang terpuruk lebih dalam dari kita, sehingga kemudian investor ke Indonesia karena pertumbuhannya trend positif,“ ujarnya.

Selain kondisi Indonesia yang tidak terpengaruh krisis ekonomi pasca pandemi Covid, kata Eko Listiyanto, sektor konsumsi menjadi faktor penyumbang terbesar dalam kesuksesan pencapaian nilai investasi yang besar itu.

Pasalnya, konsumsi menjadi hal dominan dalam pertumbuhan ekonomi satu negara, dan para investor akan melihat faktor ini jika mau berinvestasi di satu negara.

“Jelas konsumsi adalah bagian yang paling besar dan dominan di dalam pertumbuhan ekonomi kita sehingga menjadi salah satu pemikat bagi investor, kalau dia buat pabrik di Indonesia dan dijual ke masyarakat Indonesia kan gak perlu ongkos distribusi yang mahal kan, langsung di depan konsumen kira-kira seperti itu, jadi mendekatkan ke konsumen dan itu strategi-strateginya sehingga kemudian realisasi investasinya jadi gede kan,” ucapnya.

Peneliti senior INDEF ini mengingatkan Pemerintah jika para investor ini suatu saat akan meninggalkan Indonesia setelah krisis ekonomi ini berakhir. Untuk itu, perbaikan harus diperhatikan oleh Pemerintah agar investor tidak berpindah ke negara lain.

“Agar mereka tidak lari ke negara lain, caranya adalah tetap harus tetap memperbaiki yang terutama kecepatan investasi, terus kemudian bisa menawarkan investasi yang siap untuk mereka investor eksekusi, jadi tidak usah nunggu lama. Jadi kita siapkan dan mereka tinggal naruh uangnya aja,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: