Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dubes Ini Bilang Invasi Rusia atas Ukraina Rupanya Lebih Parah dari Serangan...

Dubes Ini Bilang Invasi Rusia atas Ukraina Rupanya Lebih Parah dari Serangan... Kredit Foto: Reuters/Alexander Ermochenko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menilai perang saudara di Suriah yang diintervensi oleh Rusia tidak sebanding dengan invasi terhadap Ukraina. 

Menurut Vasyl Hamianin dampak kerusakan yang lebih parah yang disebabkan Rusia melalui sekitar 4 ribu lebih peluru kendali (rudal) sejak hari pertama invasi, 24 Februari 2022 lalu.

Baca Juga: Boom! Kiriman Drone Pentagon ke Suriah Sukses Renggut Nyawa Pemimpin ISIS, Ini Sosoknya

"Ada perbandingan bahwa pada saat Rusia menyerang Aleppo di Suriah, yang dipakai adalah 150 rudal. Dan dalam 5 bulan terakhir serangan Rusia ke Ukraina itu telah digunakan 4 ribu lebih (rudal). Dan itu maknanya sudah berkali-kali lipat dibanding apa yang telah dilakukan Rusia terhadap Aleppo," kata Hamianin di UII, Sleman, DIY, Senin (18/7/2022).

Bahkan, kata Hamianin, dampak kerusakan invasi Rusia ini melebihi lima tahun perang Ukraina melawan Jerman saat Perang Dunia II lalu.

"Pada saat Jerman, kerusakan yang terjadi itu bahkan tidak ada separuh dari yang terjadi saat ini. Dan pada saat itu yang terjadi selama 5 tahun, dan saat ini (invasi Rusia ke Ukraina) baru terjadi 5 bulan lebih dari 2 kali lipat dampak kerusakan yang terjadi," urainya.

Selama itu pula, invasi tentara Vladimir Putin ke Ukraina telah berakibat pada hilangnya nyawa ribuan warga sipil. Termasuk di antaranya anak-anak.

Belum lagi ratusan ribu orang yang terluka dan harus mengungsi karena kawasan tinggal mereka telah luluh lantah atau tak lagi aman. 

"Ratusan miliar dollar adalah biaya yang diperkirakan muncul karena kerugian dari serangan selama 5 bulan terakhir," pungkas Hamianin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: