Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata, Duet Prabowo-Puan Maharani Belum Bisa Kalahkan Airlangga-AHY

Ternyata, Duet Prabowo-Puan Maharani Belum Bisa Kalahkan Airlangga-AHY Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Akar Rumput Strategic Consulting Bagus Balghi menyatakan bahwa pasangan Airlangga Hartarto-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih unggul dibanding pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani.

Bagus menjelaskan, Airlangga Hartarto mendapat insentif politik dari kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah di bidang pemulihan ekonomi. Sementara, figur AHY mewakili representasi anak muda sesuai dengan bonus demografi pada pemilu mendatang.

Baca Juga: Sebut Duet Pemersatu Bangsa Puan dan Airlangga, Refly Harun Bilang Jusuf Kalla (JK) Lagi "Basa-basi" Politik: Dia Akan Pilih Anies Baswedan!

Menurut Bagus, survei ARSC melakukan simulasi pasangan calon dengan mempertimbangkan kombinasi pasangan calon antara figur ketua umum/pimpinan partai politik dengan sosok populer. Hasilnya, Airlangga Hartarto-Agus Harimurti Yudhoyono dipilih 24,4% responden diikuti Prabowo Subianto-Puan Maharani 17,7%.

"Survei ini secara nasional berlangsung pada 21 Juni-5 Juli 2022 melalui wawancara telepon menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi dan sikap masyarakat terhadap isu-isu aktual terkait dengan kinerja pemerintahan dan kontestasi menuju Pemilu 2024," ujar Bagus.

Survei mengambil sampel 1.225 responden, terbagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih (penduduk usia dewasa) yang tercatat pada Pemilu 2019. Sampel ditentukan dengan acak bertingkat (Multistage random sampling) dengan Margin of error kurang lebih 2,8% pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%.

"Kombinasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dinilai publik ideal adalah sosok ketua umum/pimpinan partai politik dan sosok populer. Pasangan ideal ini sebagai representasi dari keseimbangan antara kebutuhan memperkuat institusi partai politik, demokrasi, dan popularitas figur. Hal inilah yang dipandang ARSC sebagai Titik Tengah Penguatan Demokrasi di Indonesia," tandas Bagus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: