Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panas! Soal Peluang Bentuk Koalisi dengan NasDem, Anak Buah Megawati Malah Singgung Pembajakan Kader: Jadi Evaluasi Kritis!

Panas! Soal Peluang Bentuk Koalisi dengan NasDem, Anak Buah Megawati Malah Singgung Pembajakan Kader: Jadi Evaluasi Kritis! Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hubungan NasDem dan PDIP cukup mendapat sorota tajam. Beberapa pihak menyebut bahwa hubungan Megawati dan Surya Paloh merengggang. Ditambah lagi NasDem menjadikan salah satu kader PDIP yakni Ganjar Pranowo sebagai bakal Capres yang akan mereka usung.

Masih adakah peluang PDIP dan NasDem berkoalisi?

Mengenai hal ini Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, berbicara soal peluang untuk berkoalisi dengan Partai NasDem di Pilpres 2024. Ia malah mengungkit adanya upaya pembajakan kader lewat instrumen hukum.

Menurutnya, adanya upaya pembajakan kader ini membuat dirinya untuk mempertimbangkan dalam membangun koalisi. Kendati memang dengan NasDem sendiri secara riwayat pernah dua kali berkoalisi memenangkan Joko Widodo atau Jokowi.

"Ketika di dalam kerja sama kemudian yang terjadi itu adalah proses pengunaan berbagai instrumen politik yang melanggar etika politik misalnya ada instrumen hukum yang dipakai untuk membajak kader partai lain yang telah diperjuangkan susah payah di dalam pilkada, nah itu kan juga menjadi evaluasi kritis bagi PDI Perjuangan," kata Hasto dalam konferensi pers daring, Kamis (21/7/2022).

Pernyataan Hasto secara tidak langsung menyinggung hasil Rakernas Nasdem yang menjadikan Ganjar Pranowo satu dari tiga nama usulan bakal capres dari partai yang diketuai Surya Paloh.

Ia kemudian menyampaikan, adanya upaya pembajakan kader ini sempat jadi pembahasannya kala bertemu dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno.

Baca Juga: Pak Ganjar Pranowo Mohon Jangan Nekat Khianati Megawati dan PDIP! Muslim: Berat, Saya Kira Partai Lain...

PAN menurutnya juga sempat mengalami upaya pembajakan kader melalui instrumen hukum.

"Ini kan sebagai bagian dari suatu evaluasi tentang kerja sama partai politik yang seharusnya mengedepankan aspek etika," ungkapnya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan peluang kemungkinan kerja sama dengan NasDem juga akan melihat dulu agenda Pilpres 2024 ke depan. Terlebih nanti siapa calon presiden-wakil presiden yang akan mengurucut untuk diusung.

"Prinsip lainnya yang keempat juga agenda masa depannya. Agenda masa depan ini kan harus melihat nantinya akan mengerucut, siapa yang akan dicalonkan pada pemilu presiden 2024, dan ini kan pemilunya rakyat," tandasnya.

Sempat Saling Sindir

Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, enggan ambil pusing menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut adanya satu partai politik yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik.

Willy mengatakan, aksi saling sindir dalam politik merupakan hal yang biasa. Menurutnya, dari pada terus melempar sindiran, lebih baik bicara kemungkinan menjajaki koalisi untuk Pilpres 2024.

"Kalau disindir-sindir sudah biasa. Tidak masalah juga. Toh, itu hak mereka. Tapi daripada nyindir ya mending saling menjajaki, siapa tahu cocok. Bisa saja kan?" kata Willy kepada wartawan, Senin (18/7/2022).

Menururutnya, lebih baik partai-partai yang ada termasuk PDIP kekinian mengikuti langkah NasDem memunculkan nama untuk diusung di Pilpres 2024.

"Jujur menyatakan bahwa si A layak jadi capres, meski itu bukan kader NasDem sendiri. Daripada partainya sendiri tidak mau mencalonkan kadernya yg menonjol dan punya potensi. Itu menipu diri sendiri namanya," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: