Setiap orang bebas mengekspresikan diri dan menyuarakan pendapatnya di media digital. Tidak jarang kebabasan ini menjadi kebablasan sehingga menyinggung salah satu pihak. Individu yang cakap digital harus selalu bersikap netral dan tidak bawa perasaan (baper) dalam berkonten.
Hal itu disampaikan oleh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, JAPELIDI Indonesia, Frida Kusumastuti, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (25/7/2022).
Baca Juga: Manfaat Dunia Digital, Peluas Pasar Produk UMKM Melalui Media Sosial
"Kita tidak usah baperan karena kita tidak tahu perasaan orang yang melihat konten kita. Bisa jadi orang yang sedang marah-marah tadi (saat berkomentar) baru saja bertengkar dengan keluarga atau temannya sehingga menjadi marah ketika melihat konten kita," jelas Frida, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (26/7).
Dunia digital tanpa batas. Siapa pun bisa melihat konten yang dibuat seseorang. Interpretasi dan selera orang berbeda-beda sehingga setiap orang bebas berkomentar terhadap suatu konten. Tidak menutup kemungkinan komentar muncul pada suatu konten positif.
Masyarakat, lanjut Frida, harus sabar menanggapi komentar negatif dan menjadikannya sebagai refleksi. Sebab, konten tempat yang indah bisa menjadi inspirasi bagi seseorang, sedangkan bagi orang lain mungkin ada yang menimbulkan trauma dan meresponsnya negatif.
"Bahkan, perkataan yang bagus bisa direspons negatif oleh orang yang punya pengalaman buruk. Maka jangan mancing orang marah dengan berusaha posting konten netral," ujar Frida.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna dengan 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Jangan Malas Edukasi Diri Soal Internet, Terus Gali Potensi Dunia Digital!
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SGU, ASPIKOM, MAFINDO, Loina Lalolo Krina Perangin-angin. Kemudian Relawan TIK, G Coach Pro, Eko Sugiono, serta Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, JAPELIDI Indonesia, Frida Kusumastuti.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum