Manuver partai politik menjelang pemilu 2024 mulai bisa dilihat dengan beberapa kunjungan para elite partai.
Mengenai hal ini, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan, partainya masih terus melakukan penjajakan koalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ia mengungkapkan, partainya mesra dengan partai politik lain, tak hanya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
"Mesra dengan semua teman-teman, lihat saja dengan semua partai, Nasdem terbuka bahwasannya yang terakhir itu dengan PKS, Demokrat komunikasi iya. Tapi dengan yang lain tidak kalah mesra, semua happy-lah," ujar Willy di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/7/2022).
Hingga saat ini, ia mengatakan, Partai Nasdem belum bersepakat terkait koalisi untuk Pemilu 2024, termasuk dengan PKS dan Partai Demokrat. Namun, ia mengakui, komunikasi dengan kedua partai politik tersebut semakin dekat.
"Komunikasi belum sampai pada tingkat kesepahaman, baru proses, belum sampai ke tingkat kesepakatan. Belum ada, detailing-detailing itu baru satu sama lain proses penjajakan, saling bangun kesepahaman, itu baru yang dilakukan," ujar Willy.
Willy mengatakan, Partai Nasdem masih sangat terbuka terkait kerja sama politik untuk Pemilu 2024. Ia menegaskan, partainya tidak memiliki dengan partai politik manapun, termasuk dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Tidak ada sulit-sulitnya, nanti ketemu Hasto haha hihi haha hihi, kita bebas-bebas saja. Kalau orang tidak mau sama kita, itu berbeda, tapi Nasdem sebagai partai terbuka dengan siapa saja, tidak punya handicap dengan siapa saja," ujar wakil ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR Saan Mustopa mengatakan, penjajakan terkait koalisi untuk Pemilu 2024 terus dilakukan pihaknya. Ada dua aspek yang menjadi pertimbangan Partai Nasdem dalam memilih mitra koalisi, khususnya untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Satu, kepentingan strategis bangsa ke depan, yaitu memperkuat politik kebangsaan. Maka kita harus memiliki komitmen yang sama terkait politik kebangsaan kita, yaitu tentang ideologi negara, NKRI, kebhinekaan," ujar Saan dalam diskusi yang digelar Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Rabu (20/7/2022).
Kedua adalah persamaan pandangan dalam pengusungan calon presiden (capres) untuk 2024. Partai Nasdem disebutnya tak akan memaksakan nama atau sosok tertentu, jika koalisi memang tak sepakat untuk mengusungnya.
"Selain soal strategis tadi dalam rangka memperkuat politik kebangsaan, kita juga siapa di antara partai-partai nanti yang akan bermitra membangun koalisi itu calon presiden yang diterima oleh semua mitra koalisi. Jadi tidak bisa saling memaksakan," ujar Saan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto