Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebut Industri Tembakau Masih Penuh Tantangan, Bentoel Minta Pemerintah Lebih Perhatian

Sebut Industri Tembakau Masih Penuh Tantangan, Bentoel Minta Pemerintah Lebih Perhatian Kredit Foto: Bea Cukai
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RBMA) menilai bila  tahun 2022 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau selain disebabkan kenaikan tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE), kurangannya tingkat prediktabilitas peraturan, meningkatnya perdagangan rokok ilegal serta minimnya insentif untuk mendorong investasi telah memberikan tekanan yang besar bagi industri tembakau secara keseluruhan. 

“Perseroan berharap agar Pemerintah lebih memperhatikan keberlanjutan industri tembakau melalui regulasi yang berimbang bagi seluruh pemangku kepentingan. Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut di atas, Perseroan yakin bahwa kami akan terus berperan aktif dalam perekonomian Indonesia menciptakan nilai dan masa depan yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan,” kata Direktur PT Bentoel Internasional Investama Tbk, Dinar Shinta Ulie, di Jakarta, Rabu (27/7/2022). 

Baca Juga: Mau Angkat Kaki dari Bursa, Bos Bentoel Sebut Progres Go Private dan Delisting Sudah Sampai . . .

Meski begitu, Dinar menambahkan bahwa perusahan menunjukkan komitmennya untuk mendukung peningkatan ekonomi dan program-program pemerintah dengan melakukan ekspor baik dalam bentuk rokok maupun tembakau dan terus memperkuat posisi sebagai pusat ekspor (export hub) produk multi-kategori bagi BAT Group. 

Bentoel Group juga berkomitmen untuk meningkatkan nilai rokok tradisionalnya melalui inovasi dan produk kelas dunia. Melalui kegiatan-kegiatan Riset dan Pengembangan (R&D) yang didukung oleh fasilitas kelas dunia, penggunaan teknologi terkini, dan studi mendalam terkait produk, industri, dan pelanggan, Bentoel Group terus melakukan inovasi dan peningkatan kualitas atas produk-produknya.

“Perseroan terus berkomitmen untuk mendukung program-program Pemerintah dalam berbagai bidang. Pada tahun 2021, Perseroan telah berhasil melakukan ekspor produk-produk berkualitas tinggi ke 23 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah yang nilainya mencapai Rp2,7 triliun. Pencapaian ini tentunya turut memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan ekspor negara dan pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Dinar. 

Baca Juga: Anak Konglomerat Pieter Tanuri Jadi Bos Besar Perusahaan Sekuritas Milik Boy Thohir

Asal tahu saja, perseroan tengah berencana untuk melakukan aksi korporasi dengan melakukaan perubahan status dari Perusahaan terbuka menjadi tertutup (Go Private) serta menghapus pencatatan saham Perseroan dari Bursa Efek Indonesia (Delisting). 

Dinar mengungkapkan bahwa saat ini perseroan tengah menempuh langkah-langkah yang diperlukan dalam proses Go Private dan Delisting. 

“Proses Go Private dan Delisting masih berlanjut hingga saat ini dengan didukung oleh tenaga-tenaga professional yang kompeten dibidangnya untuk memastikan Perseroan melakukan setiap tahapan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya,.

Lebih lanjut Dinar mengungkapkan bila dengan mempertimbangkan kesinambungan rencana kegiatan Perseroan, RBMA pun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)  melakukan perombakan pada jajaran pengurus. 

Menurutnya, RUPST menerima pengunduran diri Faisal Saif sebagai Presiden Direktur dan Martin Artur Guest sebagai Direktur Perseroan. 

“Para pemegang saham menyetujui untuk mengangkat William Lumentut sebagai Presiden Direktur serta Thomas Christian sebagai Direktur Perseroan,” ungkap Dinar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: