Kredit Foto: Unsplash/Gilles Lambert
Pencurian data pribadi menjadi salah satu yang perlu diwaspadai di dunia digital. Pelaku mendapatkan data diri korban sedikit demi sdikit menjadi sebuah kesatuan utuh yang bisa digunakan untuk menipu, mencuri, atau dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Data dikoleksi melalui media sosial atau data-data digital.
Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, UMKM Investor, Andry Hamida, mengingatkan, masyarakat tidak boleh menyebarkan data pribadi seperti tanggal lahir, nama dan nama keluarga, alamat tempat tinggal, nomor telepon, alamat e-mail, foto keluarga dan teman-teman, informasi medis (riwayat penyakit dan foto rontgen), percakapan pribadi, hingga dokumen kependudukan.
Baca Juga: Maksimalkan Dunia Digital, Gunakan Media Sosial Jadi Personal Branding
Di sisi lain, 25 persen warga menyimpan data pribadi di noted handphone. Kebiasaan ini biasa dilakukan orang yang sudah tua karena takut lupa.
"Bayangkan jika HP kita hilang? Maka semua akan hilang," kata Andry saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (1/8/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Menjaga keamanan data pribadi harus dimulai sejak dini. Masyarakat tidak boleh abai karena dampak kelalalan mungkin baru dirasakan dua hingga tiga tahun kemudian.
Hindari posting langsung kejadian di media sosial. Masyarakat, lanjut Andry, tidak boleh posting di tempat sama berulang kali, terutama di jam sama sehingga aktivitas harian tidak diketahui pelaku penipuan.
"Menjaga keamanan bukan tugas saya, bukan tugas kalian, bukan juga tugas pemerintah. Namun, ini menjadi tugas semua. Ini tugas kita, bersama," ujar Andry.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna dengan 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan, pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital: Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Keluh Kesah di Dunia Digital, Sulitnya Menyaring Informasi di Internet
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital, antara lain Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, UMKM Investor, Andry Hamida. Kemudian, Dosen Ilmu Komunikasi dan Sekretaris PWI Jatimtim, Dr. Cand. Drs.Eko Pamuji, M.I.Kom, serta Digital Marketing Expert, Fianda Julyantoro.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022, hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum