Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nancy Pelosi Datang, China Melawan Tangguhkan 7 Rencana yang Rugikan Dunia

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik

Nancy Pelosi Datang, China Melawan Tangguhkan 7 Rencana yang Rugikan Dunia Kredit Foto: Reuters/Issei Kato
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dampak dari kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan adalah China menyatakan menghentikan semua pembicaraan terkait perubahan iklim. Selain itu, ada tujuh langkah lain yang diambil Beijing terkait protes kedatangan Pelosi ke Taipei. 

China menilai delegasi Pelosi dan AS telah menganggu kedaulatan China. Alhasil, Harga yang harus dibayar Washington sangat mahal.

Baca Juga: Australia Serukan China Dinginkan Ketegangan di Selat Taiwan: Yang Paling Kritis Saat Ini Adalah...

China membatalkan kerja sama Komandan Teater Timur, pembicaraan Koordinasi Kebijakan Pertahanan (DPCT), Pertemuan Perjanjian Konsultatif Maritim Militer (MMCA). Agenda seperti kerja sama repatriasi imigran gelap, kerja sama bantuan hukum dalam masalah pidana, kerja sama melawan kejahatan transnasional, dan kerja sama antinarkoba ditangguhkan.

Penagguhan pembicaraan tentang perubahan iklim merupakan kerugian besar bagi AS. Karena, AS mengharapkan China mengurani emisi karbonnya.

Emisi karbon China sangatlah besar dan terus bertambah, menyebabkan emisi dari negara-negara lain seperti mengecil. Emisi per orang China sekitar setengah dari AS, tetapi 1,4 miliar penduduknya yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang eksplosif telah mendorongnya jauh di depan negara lain dalam emisi keseluruhannya.

Berdasarkan data dari Global Carbon Project 2021, China memiliki emisi karbon nasional sebesar 2,912 juta ton per tahun. Sementara AS hanya 1,286 juta ton karbon per tahun. Indonesia sekitar 161 juta ton karbon pertahun. Melihat porsi emisi China dan AS tersebut, jelas keduanya merupakan negara terbesar menghasil karbon

Besarnya emisi karbon tersebut menjadi isu hangat. Salah satunya menjadi pembahasan di World Economic Forum 2022 kemarin. 

Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya akan menargetkan emisinya mencapai titik tertinggi sebelum 2030 dan netralitas karbon dicapai pada 2060. Namun komitmen tersebut akan ditangguhkan. Dengan begitu tidak hanya AS yang rugi namun seluruh populasi manusia. 

Seluruh negara di dunia akan terus mengalami musim kering yang buruk dan musim dingin yang ekstrem akibat rusaknya lingkungan yang mengakibatkan perubahan iklim yang lebih panas.

Jelas sudah, provokasi AS dan tindakan China tersebut merugikan ras manusia keseluruhan terutama terkait perubahan iklim. Potensi kerugian ras manusia tersebut hanya saja tidak ada kekuatan yang mampu menghentikannya, tidak juga PBB, tidak juga G20.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: