Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konflik Rusia-Ukraina Awet, Ancaman Perang China-Taiwan di Depan Mata, Dunia Butuh Tatanan Dunia Baru

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik

Konflik Rusia-Ukraina Awet, Ancaman Perang China-Taiwan di Depan Mata, Dunia Butuh Tatanan Dunia Baru Kredit Foto: CNN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perang Rusia di Ukraina sudah berlangsung lebih dari 165 hari. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak mampu menghentikannya.

Resolusi yang disusun oleh PBB untuk mengecam konflik tersebut tak sanggup. Alasannya, Rusia dengan mudah langsung mengelurakan veto.

Baca Juga: Taiwan: Amerika Menyerang China yang Tidak Bertanggung Jawab di Tengah Latihan Militer

Begitu juga bila perang China dan Taiwan benar-benar terjadi, Dewan Keamanan PBB diduga tidak akan mampu menyusun resolusi untuk menghentikannya. Dunia benar-benar akan kacau.

Negara-negara yang memiliki kekuatan besar seperti Rusia, China, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa benar-benar tidak mampu menyelesaikan ketegangan-ketegangan yang saat ini terjadi. 

Isu kenaikan iklim dan perubahan cuaca terasa dalam level yang memprihatinkan. Bukan alih-alih mencapai kesepakatan untuk mencari solusi, kini negara-negara besar tersebut saling mengancam untuk menjadi yang terdepan melakukan kerusakan bagi cuaca dan iklim.

Ketegangan dan kerusakan yang terjadi saat ini benar-benar harus menyadarkan seluruh ras manusia bahwa kekuatan negara-negara besar saat ini benar-benar menjadi ancaman bagi keberlangsungan dunia dan ras manusia.

Dunia perlu bertindak cepat membangun tatanan dunia baru yang lebih menjamin keberlangsungan kehidupan di dunia. 

Prinsip kekuatan besar yang harusnya disertai tanggungjawab besar ternyata mulai goyah. Kekuatan besar ditangan penguasa yang egois dan selfis akan menjadi sumber ancaman besar bagi kehidupan. 

Oleh karena itu, tatanan dunia baru dibutuhkan untuk merefresh prinsip-prinsip yang kuat yang bertanggungjawab.

Tatanan baru tersebut harus memaksa negara kekuatan besar harus lebih bertanggungjawab terhadap kehidupan dan keberlangsungan ras manusia. Bukan malah saling memprovokasi yang mengancam satu sama lain dengan kekuatan besarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: