Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Dalam Setahun Uang Keluar Capai Rp110 Triilun

Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Dalam Setahun Uang Keluar Capai Rp110 Triilun Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo mengaku sedih kalau ada Warga Negara Indonesia (WNI) sakit kemudian berobat ke luar negeri. Uang yang keluar dalam setahun bisa mencapai Rp110 triliun untuk pengobatan tersebut.

“Saya itu paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri. Ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang, ada yang ke Amerika,” kata Jokowi.

Hal itu disampaikannya usai meresmikan Tower A dan B Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso di Kelurahan Bangka Belitung Laut, Kecamatan Pontianak, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, kemarin.

“Khusus untuk Kalimantan Barat saya mendengar banyak sekali yang ke Kuching. Berapa outflow kita? Uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan ke luar negeri, lebih dari Rp110 triliun setiap tahunnya,” ujarnya.

Jokowi juga menyayangkan apabila masyarakar di tanah air dalam hal ini Kalimantan Barat masih melakukan pengobatan ke luar negeri. Untuk itu , kata Jokowi saat Gubernur Kalimantan Barat meminta bantuan pemerintah pusat dalam pembangunan tower baru RSUD dr.Soedarso, pemerintah pusat menyanggupinya.

Jokowi menilai RSUD yang memiliki luas tanah 26,63 hektare ini memiliki fasilitas modern yang mampu melayani dan menangani kasus-kasus atau penyakit yang ada di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat di Kalimantan Barat, khususnya Pontianak, tidak perlu pergi ke luar negeri untuk berobat.

“(Pembangunan) habis Rp205 miliar, alkesnya juga kurang lebih Rp200-an miliar. Ini yang namanya gotong royong untuk menyelesaikan tadi uang yang harus keluar karena tidak siapnya rumah sakit kita,”tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan bahwa rumah sakit tersebut tidak akan dikategorikan berdasarkan kelas, melainkan penanganan jenis penyakit setiap pasien.

“Rumah sakit ini nanti dioperasikan tanpa kelas. Karena kami berpendapat rumah sakit itu, kelas itu (seharusnya) tergantung dari jenis penyakitnya. Jadi tidak memandang dari sisi kemampuan membayar, tetapi dari sisi jenis penyakitnya,” tuturnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: