Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Pendapatan Masyarakat, Presiden Jokowi Resmi Luncurkan Program Kelapa Genjah 1 Juta Batang

Tingkatkan Pendapatan Masyarakat, Presiden Jokowi Resmi Luncurkan Program Kelapa Genjah 1 Juta Batang Presiden Jokowi melakukan tanam perdana kelapa genjah di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022). | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Sukoharjo -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan tanam perdana pengembangan kelapa genjah untuk memperkuat sektor pertanian menghadapi krisis pangan global dan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Penanaman perdana ini menjadi langkah awal pencanangan program pengembangan 1 juta batang kelapa genjah secara nasional yang dilakukan bertahap pada tahun 2022 hingga 2023.

Presiden Jokowi mengatakan saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya melakukan optimalisasi lahan pekarangan dan lahan pertanian yang tidak produktif untuk dapat digunakan dalam pengembangan komoditas pertanian sebagai langkah nyata untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.

Baca Juga: Terima Kasih Warga Giriroto untuk Jokowi dan Ganjar Karena Dibantu Bibit Kelapa Genjah

Pasalnya, upaya penyediaan pangan harus terus dilakukan karena dunia sedang mengalami krisis pangan, terbukti sebanyak 300 juta lebih orang di berbagai negara mengalami kekurangan pangan.

"Tapi paling penting selain menanam kelapa genjah, disiapkan juga industrialisasinya karena kelapa ini bisa dijadikan gula semut, minyak kelapa, dan ini bisa disiapkan di lahan yang ada kelapa genjahnya dalam jumlah yang banyak sehingga ada tambahan income ke masyarakat, sehingga tanah-tanah tidak produktif, pekarangan, dan lain-lain bisa ditanami kelapa genjah ini," demikian dikatakan Presiden Jokowi usai melakukan tanam perdana kelapa genjah di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Baca Juga: Antisipasi Bahaya Krisis Pangan, Pemerintah Dorong Pengembangan Kelapa Genjah

Presiden Jokowi menambahkan pengembangan kelapa genjah sebar 1 juta batang dilakukan di beberapa daerah. Solo Raya menjadi salah satu lokasi pengembangannya, yakni Kabupaten Sukoharjo sebanyak 110.000 batang, Karanganyar 59.000 batang, dan Kabupaten Boyolali sebanyak 58.000 batang.

"Ini baru di mulai di sini. Provinsi-provinsi lain yang baik ditanami kelapa nanti kita tanami, targetnya 1 juta batang," tambah Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan pengembangan kelapa genjah memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga masyarakat perlu didorong untuk menanamnya. Kelapa genjah sudah dapat berbuah pada usia tanam 2,5 hingga 3 tahun dengan jumlah buah per pohon per tahunnya mencapai 140 hingga 180 butir.

"Kita mulai petik buahnya dalam satu tahun perkiraan bisa mencapai 120 sampai 180 buah kelapa dan kalau kita menanam secara nasional 1 juta maka kalikan saja jadinya berapa," terang Jokowi.

Baca Juga: Kunjungi Sukoharjo, Mentan SYL Cek Persiapan Pengembangan Kelapa Genjah 1 Juta Batang

Di tempat yang sama, Mentan SYL mengatakan kedepan menghadapi tantangan khususnya dalam masalah-masalah pangan dunia maka harus ada langkah extradiordinary, di antaranya lahan-lahan pekarangan dan lahan kosong di tiap kabupaten hingga provinsi dapat didukung agar ada komoditas dan varietas tambahan yang bisa menambah pendapatan rakyat.

"Oleh karena itu hari ini kita diminta Bapak Presiden mempersiapkan 1 juta kelapa dan sambil menunggu kelapa berbuah, di antara tanaman kelapa kita bisa tanami jagung dan kedelai sehingga setiap 100 hari sambil menunggu kelapa petani tetap ada pendapatan," ungkapnya.

Baca Juga: Kementan Keluarkan Jurus Jitu Guna Percepat Pengendalian Wabah PMK

Kedua, sambung SYL, di lahan pekarangan masyarakat terutama di Pulau Jawa yang semakin hari semakin bertambah penduduk disarankan dapat ditanami tanaman kebutuhan pangan. Misalnya cabai, nanas, dan tanaman lainnya yang dapat dikembangkan di polybag atau pot. 

"Sehingga paling tidak dari tanaman yang mereka tanam belanja pangan turun karena dapat dipenuhi sendiri. Pengeluaran berkurang dan pendapatan rumah tangga bertambah," tutup SYL.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: