Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sub Holding Sawit PTPN Berencana Melantai di Bursa

Sub Holding Sawit PTPN Berencana Melantai di Bursa Foto udara perkebunan sawit milik PTPN VIII di Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). Dewan Minyak Sawit Indonesia mengatakan, produksi minyak sawit mentah diproyeksikan meningkat 3,07 persen atau mencapai 54,7 juta ton pada 2022 dibandingkan tahun ini sebesar 53,07 ton. | Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sub Holding bidang kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III, yaitu PalmCo berencana untuk melepas sahamnya ke pasar modal Indonesia. Perlu diketahui, saat ini, PTPN memiliki lahan sawit seluas 500.000 hektar. Perusahaan kemudian akan mengonversi 200.000 hektar lahan karet menjadi lahan kelapa sawit. Lahan tersebut kemudian akan dikonsolidasikan ke PalmCo. Proses konsolidasi diharapkan akan rampung pada Oktober tahun ini. 

"Sehingga, proses persiapan IPO bisa dimulai tahun depan. Mudah-mudahan antara kuartal II-2023 atau kuartal III-2023," ujar Direktur Utama PTPN Mohammad Abdul Ghani, dikutip Selasa (23/8/2022).

Baca Juga: Anak Usaha Holding PTPN dan BPOM Dorong Realisasi Pabrik Minyak Makan Merah

Lebih lanjut dikatakan Ghani, perusahaan menargetkan mampu meraup dana segar sebesar Rp5 triliun hingga Rp10 triliun melalui IPO. PTPN bahkan sudah menunjuk Mandiri Sekuritas dan McKinsey sebagai penasihat aksi korporasinya tersebut.

Sejalan dengan IPO, perusahaan diharapkan menjadi lebih leluasa untuk ekspansi. PTPN III tengah digiring untuk menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dengan memproduksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun. Langkah yang dilakukan yaitu dengan melakukan konversi lahan karet untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

Baca Juga: Beralih Total dan Tambah Daya ke Listrik PLN, PTPN VI Berhasil Hemat Biaya Operasi

"Kita sudah masuk Proyek Strategisnya Nasional target yang dicapai PTPN 1,8 juta ton Olein per tahun pada 2026. Isu minyak goreng kita sudah tahu kita sulit. Kebutuhan 5,7 juta ton. Kalau kami bisa capai 1,8 juta ton bisa sepertiga kebutuhan nasional," ungkapnya.

Menurutnya, jika Perseroan mampu mencapai target tersebut maka untuk 80 persen kebutuhan minyak goreng masyarakat menengah ke bawah dapat terpenuhi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: