Kredit Foto: MGI
Dianggap sebagai terobosan ilmiah dan yang pertama di Indonesia, proyek ini menargetkan pengumpulan sampel biologis serta mengkurasi 10.000 data genom masyarakat Indonesia dalam dua tahun ke depan untuk memperbanyak wawasan dan memetakan varian data genom dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.
Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama, yaitu kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegenatif, penyakit metabolik, gangguan genetik, dan penuaan.
Baca Juga: KORIKA Bahas Kecerdasan Artifisial Bidang Kesehatan Lewat Pengembangan Genomic Indonesia
Penambahan teknologi dari MGI, yang sebelumnya hanya ada 12 mesin genome sequencing di seluruh Indonesia, akan meningkatkan infrastruktur genome sequencing secara keseluruhan dan meningkatkan daya saing Indonesia di dunia dalam hal inovasi life science. Teknologi MGI DNBSEQ-T7RS adalah scale sequencer dengan produksi terbesar di dunia sampai saat ini.
Teknologi ini mendukung multi-sequencing dengan akurasi yang ditingkatkan, mengurangi terjadinya duplikasi data dan lompatan indeks, yang membuat teknologi ini menjadi platform yang kompetitif untuk penelitian ilmiah, penelitian klinis, dan pencegahan penyakit.
Mengadopsi teknologi batang magnet, MGISP-NE384 adalah ekstraktor asam nukleat otomatis dengan hasil tinggi (high-throughput) yang dikenal karena keandalan, keamanan, dan efisiensinya. Sementara itu, MGISP-960 dengan sistem preparasi sampel otomatis dan hasil tinggi (high-throughput) adalah stasiun kerja otomatis yang fleksibel dengan 96 saluran pipet, yang menjamin pengoperasian yang mudah dan kecepatan tinggi.
Baca Juga: Tangani Stunting, Kemenkes Bakal Produksi 300 Ribu Timbangan Bayi
Kedua sistem tersebut juga dapat mengautomasi prosedur padat karya dan memakan waktu seperti ekstraksi DNA/RNA dan persiapan pustaka untuk pengurutan throughput yang tinggi, sehingga berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan produktivitas secara keseluruhan di laboratorium NGS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: