Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisruh Harga BBM, Rektor UI Tawarkan Konsep Ini

Kisruh Harga BBM, Rektor UI Tawarkan Konsep Ini Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menyiasati krisis energi yang memunculkan potensi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menawarkan konsep The Golden Mid-Way. 

Ari mengatakan, konsep tersebut terdiri dari menaikkan harga BBM bersubsidi berkisar 30 - 40 persen sehingga tetap memacu tourisme, dimana UMKM adalah pemain utamanya.

"Atau bisa juga dengan melakukan penyekatan distribusi, sehingga subsidi BBM benar-benar menyasar segmen masyarakat yang tepat dan berhak," Ujar Ari dalam webinar dikutip, Minggu (28/8/2022). 

Baca Juga: Respons Subsidi BBM Bengkak, Susi Pudjiastuti Desak Institusi Pemerintah Berhemat

Ari menilai istilah kaya, menengah, miskin adalah terminologi masa lalu yang kurang relevan dengan kondisi saat ini. Pasalnya, pada daktanya, mereka semua berada dalam satu 'kolam', yakni kolam pendapatan produksi. 

"Pendapatan Produksi ini adalah suatu siklus, yakni pendapatan seseorang merupakan hasil dari produksi dia pada orang lain, demikian juga sebaliknya. Berarti, mulai dari kelas masyarakat bawah hingga kaya, saling terkait," Ujarnya. 

Oleh karena itu, seperti yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,4 persen. Dan pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh konsumsi, yang salah satunya adalah turisme.

Baca Juga: Antisipasi Inflasi, Anak Buah Megawati Minta Presiden Tunda Kenaikan Harga BBM Subsidi

"Persoalannya, pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh subsidi BBM.  Dan subsidi BBM menjadi permasalahan bagi keuangan negara ketika harga minyak dunia naik hingga di atas 100 Dollar per barel," Ungkapnya. 

Sementara itu, Imron Cotan menyatakan bahwa konsep The Golden Mid-Way yang dikemukakan Rektor UI sangat masuk akal. 

Imron mengatakan, saat ini harga minyak dunia yang naik secara drastis pasca konflik Rusia-Ukraina, memang membuat harga BBM bersubsidi perlu ditinjau kembali. 

"Sehingga konsep yang dikemukakan Rektor UI dengan menaikan harga BBM bersubsidi berkisar 30 - 40%, untuk menyokong turisme dan UMKM merupakan hal tepat. Semoga pemerintah mendengarkan hal ini," kata Imron. 

Baca Juga: Dukung Pemerintah Putuskan BBM Naik, Akademisi: APBN Bisa Jebol

Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto mengatakan, banyak pihak yang menilai subsidi BBM ini 'bocor' atau tidak tepat sasaran. 

Sejatinya, lanjut Hery, persoalan BBM ini muncul saat ini merupakan dampak dari konflik Rusia-Ukraina. 

"Maka, dibutuhkan pencerahan-pencerahan agar kita arif dalam menyikapi krisis energi ini, serta opsi yang akan diambil pemerintah, maka Moya Institute merasa berkepentingan mengangkat tema tersebut dalam Webinar kali ini," ujar Hery.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: