Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Selalu Fokus K-Pop atau Film Korea, Mulailah Bangga Akan Budaya Indonesia

Jangan Selalu Fokus K-Pop atau Film Korea, Mulailah Bangga Akan Budaya Indonesia Kredit Foto: Unsplash/Jason Briscoe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masifnya kemajuan teknologi informasi membuat kebudayaan asing masuk dengan mudah ke dalam negeri. Nasionalisme netizen terhadap budaya sendiri seakan terkikis karena media digital menjadi panggung budaya asing.

Invididu cakap digital harus mempertahankan budaya Indonesia yang berlandaskan nilai Pancasila dan Bhineka Tungga Ika. Karena itu, masyarakat perlu menunjukkan kecintaan terhadan produk budaya dalam negeri di ruang digital.

Baca Juga: Peluang Kerja dari Digital Skill Terkait Teknologi Harus Selalu Diperbarui

“Tunjukan kita mencintai produk budaya kita sendiri. Gimana mau kita mempertahankan, kalau kita cenderung ke budaya barat terus, sukanya K-Pop, film-film Korea. Pasti budaya Indonesia akan terlihat kecil, karena kita tidak menempatkan hati kita dengan peluang cinta untuk negeri kita sendiri,” kata Pengurus RTIK Sidoarjo, Guru Dharma Wanita 1, dan Direktur PT. IKABA, Ika Rahmawati, S.Kom saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Jumat (26/8/2022).

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), netizen Indonesia menghabiskan 4,51 jam untuk melakukan streaming film, membuka sosial media 3,29 jam, streaming video 2,45 jam, dan streaming musik 2,19 jam.

Sekarang ini, lanjut Ika, banyak karya budaya Indonesia yang bagus. Sehingga masyarakat dapat membagikannya di dunia digital. Blow up produk-produk Indonesia, mulai dari bidang ekonomi, perfilman, literasi atau buku, dan lain sebagainya.

“Cara mempertahankan budaya itu harus mencintai budaya. ketika bangga dengan budaya, gunakan produk-produk dari hasil budaya kita, produk dalam negeri, tidak hanya produk UMKM,” kata Ika.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pendamping UMKM, Business Owner Founder Erfa Handmade, dan CEO PT Erfa Karya Mandiri, Kristien Mey Triyana, ST. Kemudian Pengurus RTIK Sidoarjo, Guru Dharma Wanita 1, dan Direktur PT. IKABA, Ika Rahmawati, S.Kom, serta Dosen dan Relawan TIK, Edy Wihardjo, S.Pd., M.Pd.

Baca Juga: Surati Jokowi, Pengacara Brigadir J Ngaku Miliki Ribuan Video Syur Dirut Taspen

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: