Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terlibat Debat Panas di Televisi Nasional, Tokoh NU Geleng-Geleng Kepala Lihat Ngabalin: Nggak Ada Narsum Lain Apa?

Terlibat Debat Panas di Televisi Nasional, Tokoh NU Geleng-Geleng Kepala Lihat Ngabalin: Nggak Ada Narsum Lain Apa? Kredit Foto: Twitter/Ali Mocthar Ngabalin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kehadiran Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, dalam acara salah satu televisi swasta yang membahas kasus Brigadir J dipertanyakan Muhammad Umar Syadat Hasibuan.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu mempertanyakan keputusan TV One memanggil Ngabalin. Pria yang akrab disapa Gus Umar ini menilai apakah TV One tidak mempunyai narasumber lain.

Baca Juga: Soal Teriakan Papua Merdeka di Istana Negara, Ngabalin: Kawan-kawan Netizen Banyak yang Paham Kok...

"Knp sih @tvOneNews musti hadirkan si ngabalin? Apa gak ada narsum lain dikasus Alm Brigadir J? Lgsg pindah channel," cuit Gus Umar di akun Twitternya, dikutip Rabu (31/8/2022).

Ali Mochtar Ngabalin dan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara, serta Panda Nababan sempat berdebat panas dalam program Catatan Demokrasi tvOne soal Perombakan Polri.

Berawal saat pembawa acara program itu menanyakan soal upaya presiden untuk melakukan perombakan besar-besaran terhadap Polri terkait kasus Irjen Ferdy Sambo sebagai momentum emas bagi presiden untuk mengembalikan maruah dari institusi Polri.

Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan, mereka yang hadir sebagai pembicara di program itu bukan sebagai hakim untuk mengadili polisi.

"Hati-hati lho, polisi institusi negara. Jangan sampai terjadi distorsi bapak, jangan kita seenak perutnya berteriak. Bahwa polisi harus melakukan evaluasi secara internal memang iya. Tapi apa kewenangan kita untuk melakukan itu, berikan kepercayaan pada polisi. Orang-orang ini terproses, jangan dibikin begitu, jangan bikin distorsi," tegas Ali Ngabalin.

Pernyataan Ali Ngabalin pun ditimpali Panda Nababan. Mantan anggota Komisi III DPR RI itu menjelaskan, apa yang dikemukakan Ali Ngabalin itu terlalu jauh menafsirkan. "Saya bilang ini kesempatan emas buat Presiden dan Kapolri, bukan berarti menghukumi Polri," ujarnya.

Baca Juga: Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J Diusir saat Rekonstruksi, Mahfud MD: Jaksa Sudah Hadir

Deolipa Yumara pun berusaha memotong ucapan Ali Ngabalin di tengah perdebatan yang memanas itu. Deolipa Yumara menyebut, Ali Ngabalin kebanyakan bicara. "Kita ini masyarakat Indonesia diwakili Pak Panda, Pak Johnson, kita di sini rasional semua Pak kita tidak ada distorsi, sebentar pak," beber mantan pengacara Bharada E ini.

Deolipa pun meminta agar Ali Ngabalin memberikan kesempatan untuk ia berbicara. "Sebentar pak, pak gantian. Bapak jangan ngoceh-ngoceh pak!" ujar Deolipa.

Lantas, Ali Ngabalin pun kembali berbicara dengan nada keras. "Kau siapa? Kau punya jabatan apa? Menuduh orang goblok dan lain-lain, kau siapa?" tanya Ali Ngabalin berkali-kali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: